Senin yang indah, bersama Farah Ramadani



Jam 07.15.
Baru saja aku masuk ke halaman sekolah, ku lihat semua Guru berkumpul di Kantor, biasanya ada di kelas menemani Anak Anak membaca Iqro, sebelum sempat heranku bertambah ku lihat Ibu Kepala Sekolah menggendong seorang anak. dan Bu Tuti segera menghampiriku yang sedang melepas helm dan memarkir motorku di tempat parkiran

"Ayooo Bu Teni Anaknya bermasalah tuh .."
 Senyum cemas Bu Tuti mengingiringiku masuk ke Kantor.mataku tertumbuk pada sosok mungil di pangkuan Ibu Kepala,ternyata Farah dengan kerudung kecilnya yang awut awutan terlihat jelas sudah cukup lama dia menangis dan suara tangis Farah masih keras melengking, matanya sembab memerah, suaranya sudah serak.tapi tak mengurangi energinya.

"Sudah lama...?" Aku berbisik sama Bu Tuti dengan khawatir, ini kali ke empat Farahku mengamuk di Sekolah.

" Sudah setengah jam lebih, tadi di antar Umminya belum nangis ketika  Umminya pulang baru Farah nya ngamuk " Bu Tuti menjelaskan.

Farah Ramadhani namanya adalah satu satunya putri kecil di Grup A asuhanku, Farah yang paling manis dengan mata bibir dan hidung kecilnya selalu mampu membuatku jatuh sayang padanya,tidak pernah rewel, paling mandiri saat yang lain senang menjerit minta bantuanku Farah dengan manis selalu bilang  "Aku bisa Bu.." 

 Farah juga paling gampang di ajak belajar tema apa saja dia suka mewarnai, menggunting, menyusun puzzle selalu antusias meski suaranya kecil hilang hilang, sering kehilangan perhatianku tersedot oleh kawan laki lakinya yang full batrenya,tapi Farah berani melawan saat di ganggu temannya, berani mempertahankan miliknya saat di usik temannya.
 Farahku yang mungil, BB nya cuma 13 kg. tinggi badannya cuma 102 cm, tapi dia lancar membaca juga Iqro, paling senang kalau aku bernyanyi tik tik bunyi hujan.Satu Semester bersamanya tak pernah sekalipun Aku di buat kerepotan olehnya.

"Mau ke Umiiiii....." Farah menjerit jerit, kakinya menggelosor di pangkuan Ibu Kepala hampir tidak tertahan  .
" Umminya sedang bekerja sayang, dinas pagi .." Ibu Kepala kerepotan memegangi Farah


"Pulangggggg.....mau pulangg...." suara Farah hilang di telan tangisnya yang makin serak.


"Di rumah Farah tidak ada siapa siapa Abinya juga sama dinas pagi, sayang, Farah kan anak sholehah, anak Ibu yang pinter ..?" Ibu Kepala berusaha keras membujuk dengan sabar.


"Ga mauuuu... mau pulangggg...." suara Farah melengking dengan air mata yang tak henti mengalir di kedua pipinya


"khoeek.... khoeekk...Ummiiii..." Farah terbatuk  batuk lalu di iringi muntah ,membuat kami panik  sepertinya kering tenggorolkannya, aku menyodorkan air minum,dengan senyum yang ku usahakan sangat manis agar sedikit menentramkannya tapi dia menggeleng dengan keras  kakinya menendang nendang sambil tetap menjerit jerit, kontraksi di tenggorokannya memancingnya muntah,dan aku benar benar cemas melihatnya .



Ibu Kepala benar benar tampak kewalahan kerudungnya sudah miring miring ga jelas, dengan bahasa isyarat Beliau memintaku mengambil Farah ,dengan segera ku taruh tasku, dan ku hela nafas dalam dalam , ku turunkan energi dan emosiku di titik nol ,aku tak boleh terpengaruh, harus tetap tenang, harus tetap sabar ku buang jauh jauh cemasku sebab aku tahu Anakku lagi tinggi emosinya.dan dia memerlukan tempat yang membuatnya nyaman.

Bismillah.... ku ulurkan tangan meraih Farah dari pangkuan Ibu Kepala bajunya basah keringat bercampur air mata, aduh anakku sayang hatiku luruh begitu tubuh mungil itu denngan cepat beralih ke pelukanku, tangisnya masih keras, memelukku erat.


"Ibuuuuu... pulanggggg..puulaanggg Buuu...." suara seraknya memohon.dengan sedu sedan
Aku membalas pelukannya dengan usapan lembut di punggungnya, ku seka wajah kecinya yang basah oleh air mata, ku cium lembut pipinya yang lengket, ku beri dia senyum, tanpa kata, tanpa penyanggahan, tanpa tawaran apapun untuknya, ku akui semua kesedihannya dengan tulus.


"Ummiii...mau ke Ummi...." Farah masih menghentak hentakkan kakinya di pelukanku .

.
Ku bawa Farah ke luar, mengitari Masjid di depan Sekolah,dengan langkah perlahan lahan, ku tepuk tepuk punggungnya lembut, dan aku bersenandung pelan di sisi telinganya yang tertelungkup di bahuku.

"Allohuma Sholi A'la Muhammad, Ya Robbi Sholi a'lahi wa salim..."
.
Aku bershalawat sambil ku cium kepalanya sesekali, terus berulang ulang, beberapa kali Farah masih memanggil Ummi dan Abinya, dan aku terus bersholawat lembut dan sepenuh hati, ku dekati kolam kecil di belakang sekolah , ku arahkan agar Farah melihatnya, dan benar mata sembabnya mengikuti tanganku menyentuh air, aku terus bersholawat, tangis Farah sudah mereda tapi masik kuat memelukku.

Udara pagi yang sejuk membantunya bernafas dengan baik, matahari belum juga tinggi jadi cahayanya masih hangat, Aku duduk di sisi kolam sambil memangkunya.

"Hai ikan ikan kecil .. sedang apa kau ..?"

 Aku memasukkan daun daun kecil ke kolam, dan ikan ikan kecil berwarna merah itupun nampak berlarian terusik oleh daun daun yang ku jatuhkan di permukaannya
" Iiihhhh.. ko kecil semua ya ikannya, yang gede nya mana ya .. kaya anak TK kecil semua ..."

Ku buat suaraku ceria seakan akan tak terjadi apa apa sebelumnya.
"Ibu.. kalau yang gede kan di makan ...aku suka ikan goreng .."

Tanpa ku duga Farah menyahutku, matanya berbinar.meski masih tampak sembab dan merah.
"Alhamdulillah...." aku bersorak di dalam hati melihat Farah begitu antusias

" Oh yaa...? ternyata kita sama sayang , Ibu juga sangat suka ikan goreng, sama sayur asem, dan kerupuk.. nyam nyam enak enak..." aku memicingkan mata dan ku acungkan jempolku.
Ku lihat senyum kecil di bibirnya, senyum yang sungguh sangat melegakan, senyum termanis yang ku jumpai pagi ini. 
"Terima kasih Ya Alloh yang Maha Pengasih " bisikku di dalam hati berulang ulang.


Kuangkat Farah sedikit dan ku hadiahi ciuman lembut di kedua pipinya, ku gelitiki perutnya dengan perlahan dan Farah pun tertawa geli.tawa kecil yang sangat merdu di telingaku.

5 menit kemudian Farah dan Aku bergandeng tangan memasuki kelas,di iringi tatapan dan senyum beberapa Orang Tua yang menunggui Anak Anaknya di teras Masjid, ku kedipkan mataku pada Guru Guru yang tersenyum senang saat Kami berdua memasuki kelas.



Di akhir pelajaran di hari itu, Farahku mendapat satu bintang, dan tepuk tangan teman temannya menyemangatinya, saat di jemput Abinya, ku antar dia sampai gerbang, sambil berlari mendekati Abinya Farah berseru riang
"Abii... ade dapat bintang.." senyumnya mengembang
Satu bintang adalah hadiah bagi Anak yang berprestasi di hari itu, baik di mata pelajaran atau pun di tingkah manisnya.dan Farah dapat satu.


"Assalamualaikum Ibu....sampai besok"
"Waalaikum salam Farah... hati hati ya sayang, sampai besok Insya Alloh..." Ku lambaikan tangan padanya.
Ada yang jatuh luruh di hatiku, dan bening di mataku yang tak mampu ku tahan.


Luar biasa dunia indah Anak Anak, semua isinya tentang cinta dan kasih sayang , semua ekpresi juga sebabnya, baik itu tangis atau pun tawa, tangisan Farah, adalah bentuk cinta dan sayangnya dia kepada kedua Orang tuanya.tak ada marah dan dendam di tangisannya, maka tak ada alasan menolak ekpresi itu, Ibu mengerti nak....dan Ibu pun sayang padamu, ku sapu bening yang meluncur di pipiku.

Segenap Shalawat dan Salam terhatur kepada Nabi yang penuh cinta kasih, Muhammad SAW.
sebab namamu yang mulia
sebab cintamu yang tak berbatas
mampu menghilangkan tangis, Anakku.


Terima kasih Farah...
sebabmu Ibu jadi berShalawat.


Senin yang indah.

Sebentuk cinta yang indah, bersamamu.




by:camar putih.




.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permen Papa

Diary Untuk Nadya

Satu moment di satu hari