Nyeri



Kemanakah larinya bianglala hatiku


senyap sekali ku raba tanpa getaran

warna warninya kemarin lalu memberiku hidup



kini pergi tanpa sisa berkasnya pun tak ada



apa salah yang telah ku buat

ku rasa cinta yang ku beri

ke renda dalam lelah ku untai dalam sabar

namun pergi jua

udara yang ku hirup terasa perih



merata hingga di ujung kaki

marah dan terluka menguras energiku

hingga lunglai

denyut nyeri ribuan jarum di kepalaku

menghapus semua memory indah



berdiri luruh tak mampu tegak

rebah sesak menyiksa

tertawan aku

dan ku ikhlaskan



berharap semua musnah terhapus nyeri

kadang hati harus teremas kuat

biar yang terikat kuat di dalam

menetes keluar meski teriring darah luka





by ; camar putih, 19 maret 2012
senin 17.10.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permen Papa

Muhammad Ziyadhatul Khoiry, Permataku

Satu moment di satu hari