tag:blogger.com,1999:blog-42792557066366477602024-02-22T21:25:06.026+07:00Camar PutihAmr Abdul Jabbarhttp://www.blogger.com/profile/16816413295823437049noreply@blogger.comBlogger40125tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-75157029548662682012-05-23T23:16:00.000+07:002012-06-28T10:07:08.860+07:00Satu Hari, di Akhir Tahun...<br />
<br />
"Ibu masuk..?"<br />
"Iya sayang ayo kita masuk ajak temen temennya"<br />
Aku
berdiri dari kursiku dan ku simpan beberapa buku laporan harian yang
sedang ku kerjakan, ku lirik jam sudah menunjuk di angka 9.30, waktu
istirahat anak anak sudah habis, jadi ku iya kan saat Wulan bertanya
barusan.Anak anak berlarian masuk dan mengerubungi mejaku, beberapa
wajah mungil ini nampak merah mengkilat basah oleh keringat, hmmm...
aktifitas mereka memang tidak ada duanya berlari dan bergerak terus
menerus selam 30 menit waktu istirahat membuat darah di tubuh mereka
mengalir deras dan lancar. Ku ajak mereka untuk cuci tangan dan membasuh
wajah mereka agar lebih segar.<br />
15 menit kemudian, aku sudah duduk
bersimpuh di lingkaran bersama anak anak yang hendak berdoa bersiap
hendak pulang, namun sebagian besar anak anakku masih berlarian di dalam
kelas tak menghiraukan tepuk tangannku yang mengajak mereka duduk di
lingkaran.<br />
"Nabil, Kiki, Fathan, ayo duduk sayang.. kita mau
berdoa .."Kutangkap lengan mereka satu satu ketika mereka berkelit
hendak lari, malah senang mereka menggodaku, dan aku menghela
nafas."Siapa yang mau pulangggg....?."<br />
"Akuuu....." yang menjawab
mereka yang sudah duduk manis berhimpitan didekatku semua ingin menjadi
yang paling dekat denganku jadi lingkaran tak juga bagus bertumpuk di
sisi kanan kiriku."Tepuk satu... prokk... tepuk dua... prok..." Yang
tepuk tetap mereka yang bertumpuk ini, yang lain masih sibuk dengan
kesenangannya masing masing, tetap dengan lari larian berkejaran di
ruangan , enath apa yang membuat mereka begitu senang saling mengejar,
ada yang ketawa ketawa saling dorong, ada juga yang ngobrol dengan
asyiknya enath apa topiknya seru banget sepertinya sehingga tak peduli
padaku yang berkali kali gagal meminta perhatian mereka.<br />
"Satu...
dua... tiga.... empat ... lima....." Aku berhitung tetap duduk di
lingkaran sambil memejamkan mata."Enam.. tujuh ... delapan...
sembilan...." Ku dengar anak anak berlarian berebut tempat duduk di
lingkaran sambil mengikutiku berhitung. Alhamdulillah ... hatiku lega
akhirnya tertarik juga mereka."Sepuluh ... sebelas ... dua belas....
tiga belas..." Tanpa ku lihat sebab aku juga menutup mata dengan tenang,
aku tahu sambil ngos ngosan mereka mencoba menutup mata, peraturannya
yang sudah bisa memejamkan mata dengan baik maka tak lagi ikut
berhitung, mata di tutup dengan sikap tenang , menarik nafas dalam
dalam, lalu di hembusakan lagi, terus begitu berulang ulang sampai
hitungan benar benar berhenti dan tak ada yang mengintip, jika mereka
semua mengikuti peraturan akan ada kejutan, begitu permainannya.<br />
"Dua
puluh satu... dua puluh dua.. dua puluh tiga .. dua puluh empat..."Dan
hitungan benar benar berhenti... tak ada satu pun anak yang mengeluarkan
suara, giliran aku membuka mata dan bersuaara dengan perlahan agar
mereka tetap berkonsentrasi.<br />
"Datang tidak ya..... ? apakah masih
ada yang mengintip...? kalau masih ada yang tidak menutup mata dengan
benar maka dia tidak akan datang.." Subhanalloh... setiap kali
situasinya begini aku selalu takjub, semua duduk rapi melingkar dengan
mata tertutup tangan di pangkuan, sungguh wajah wajah polos yang
berenergi luar biasa, ternyata hanya membutuhkan hitungan tak lebih dari
25, berarti sekitar 25 detik mereka sudah bisa berkonsetrasi dengan
cepat.<br />
Kegiatan menutup mata ini, sengaja ku berikan pada mereka
dengan tujuan menurunkan aktifitas mereka yang pasti membuat segala
pergerakkan di dalam tubuhnya juga berada pada tingkat yang maksimal,
dengan menutup mata aku berharap, mereka bisa cukup tenang, adrenalin
nya juga menurun, tapi konsentrasi tetap optimal, sehingga waktu pulang
mereka dalam kondisi yang prima tidak kelelahan, mereka pulang dengan
badan yang bugar. Insya Alloh.<br />
Agar mereka mau menutup mata, aku
katakan jika mereka tak mengintip akan ada kejutan, nanti ada beberapa
dari anak anak yang mendapatkannya, tapi di larang keras mengatakan
apapun kejutan dan hadiah yang mereka dapatkan pada temannya sebab jika
di bocorkan maka dia tak akan datang lagi memberi kejutan serta hadiah
pun tak akan ada lagi, ku buat perjanjian itu, dan mereka menyetujuinya
dengan senang hati, permainan ini sudah berlangsung sekitar dua bulan
lebih dan anak anak masih antusias.<br />
Dan aku pun berkeliling di
dalam lingkaran memastikan semua anak anak menutup mata dengan baik
tanpa mengintip dan mencari anak yang paling baik sikapnya sejak
awal."Mana yaaa..... anak yang paling sholeh.. anak yang paling baik...
anak yang paling manis hari ini.." Suaraku ku buat perlahan, setengah
berbisik menjaga agar mereka tetap konsentrasi.Tak ada satu pun yang
berteriak akuuuuu...di bibir mereka tersungging senyum berharap
merekalah yang terpilih.<br />
"Anakku sayang... Ibu sayang padamu...
jadilah anak pintar matahari bangsaku.." Aku bersenandung perlahan dan
mendekati Mila, yang dari sejak awal begitu manis menuruti semua
peraturannya beberapa detik aku di dekat Mila sambil tetap memastikan
tak ada yang mengintip.Setelah beberapa detik yang ku butuhkan untuk
memberi hadiah pada anak yang termanis di hari ini, aku kembali duduk di
lingkaran "Dua'an...."Sambil menunduk aku mengajak mereka semua berdoa
di akhir kegiatan dan itu juga sebagai tanda bahwa mereka boleh membuka
mata.Setelah selesai berdoa, maka suasana menjadi sangat menyenangkan
semua anak dengan wajah bertanya melihat padaku."Makasih anak anak sudah
mengikuti sulap ibu, siapa yaaaa ... yang hari ini dapat hadiah...?""
Aku ibuuu...." Mila dengan semangat mengacungkan tangannya, serentak
semua mata tertuju sama Mila yang tersenyum senang, tak ada apapun di
tangannya. dan semua bertepuk tangan meski penasaran terbayang jelas di
wajah mereka.<br />
"Alhamdulillah.... karena Mila hari ini jadi anak
yang paling manis jadi mendapat hadiah dari ibu, dan kalian semua juga
mendapat hadiah karena berdoa dengan baik, hadiahnya berupa pahala dari
Alloh yang Maha Penyayang..""Ibu aku mau dapat hadiahnya..."<br />
"Aku jugaaa..."<br />
"Aku
juga.."Semua antusias mengacungkan tangannya."Baiklah besok kita bikin
lagi ya....besok giliran kalian yang mendapat hadiah.."<br />
"Janji ya buu..."<br />
"Baiklah ibu janji.. " Kataku sambil mengacungkan jari kelingkingku."Horeee...."<br />
Untuk
menjaga antusias mereka agar tidak bosan memang tidak tiap hari aku
mengadakan permainan ini, hanya saat anak anak agak susah di ajak berdoa
di akhir kegiatan saja.Memang benar rasio perbandingan 12 atau maksimal
15 orang anak untuk 1 orang guru itu pun anak yang berusia 5 sampai 6
tahun. sangat terasa saat 41 orang anak kupegang sendirian, sebab guru
yang lain sedang mengerjakan banyak pekerjaan menjelang akhir tahun ,
juga karena tema pelajaran yang harus di berikan sama anak anak sudah
tuntas semua Alhamdulillah.Dan ketika mereka sudah pulang satu demi
satu, kulihat Mila di rubungi teman temannya dengan wajah yang
sumringah Mila menggeleng gelengkan kepalanya saat teman temannya
bertanyaa pa sih hadiahnya sebab dia tahu dan berjajni tidak akan
memberi tahu teman temannya tentang hadiahnya itu .Senyumnya cantik
sekali, aku tahu meski tidak seberapa hadiah yang aku berikan tapi
sangat mereka sukai aku tahu dari wajah dan senyum mereka yang selalu
tampak mengembang tanda bahagia saat mereka menerima hadiah itu dariku.<br />
Memang
sangat sederhana, tak harus membeli sesuatu barang, tapi ku pastikan
dan aku tahu setiap mereka sangat menyukainya meski tak berbentuk nyata
.Sangat murah dan sangat gampang namun nilainya aku pastikan membuat
anak anak bahagia melebihi saat mereka di berikan hadiah berbentuk
kado,yang kadang bisa saja isinya mungkin bukan yang di inginkan si
anak.<br />
Hadiah yang ku berikan adalah sebuah ciuman kecil di kedua
belah pipi Mila, lalu ku peluk dengan hangat, ku biarkan mereka
memelukku beberapa saat, dengan mata tetap terpejam , aku selalu melihat
senyum di bibir mereka, dan entah siapapun yang ku pilih untuk
mendapatkan hadiah itu, semua dari mereka tersenyum saat ku cium pipinya
dan memelukku erat cukup lama .<br />
Mereka suka di cium dan mereka suka di peluk, luar biasa bahagianya mereka.<br />
Saat esok harinya aku selalu mendapat sepasang mata yang ceria mendekatiku<br />
"Ibuuu......"<br />
"Iyaaaa... ada apa sayang...?"<br />
Tak ada jawaban selain senyum dan mata ceria bercahaya lalu kemanjaan khas anak anak, dan aku mengerti<br />
" Sini mau di peluk lagi...??" Aku pun berjongkok ku rentangkan tangan sambil tersenyum.<br />
dan "Ibuuuu .. aku mau.....""Aku juga...."<br />
Tak hanya satu jadinya yang jatuh kepelukanku kadang malah aku yang terjatuh ke belakang bersama sama.<br />
Sweet memory.<br />
In my heart<br />
In my life<br />
Wonderfull<br />
<br />
Makasih anak anakku..<br />
Makasih Ya Alloh ya Robby<br />
Engkaulah sumber kasih sayang itu.<br />
<br />
<br />
dini hari, banjar 22 mei 2012<br />
by ; camar putih.<br />
<br />Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-90256219736210890232012-05-02T01:35:00.004+07:002012-05-02T01:35:56.576+07:00Sekilas tentang Ummi kamiDi sekolah Beliau di panggil Ummi, mengikuti putra putrinya yang memanggilnya demikian, Beliau adalah Kepala Sekolah RA tempatku mengajar, sebenarnya aku telah mengenal Beliau jauh sebelum aku mengajar di sini, sebab Ibunda Beliau adalah Guruku sewaktu aku di SD berpuluh tahun silam sehingga kami sering melihatnya sebagai putrinya Bu Sum .<div>
Ketika aku SMA kemudian adik beliau adalah teman karibku , rumahnya tempat kami berkumpul kalau mengerjakan tugas kelompok atau hanya sekedar kongkow kongkow makan siang sepulang sekolah bikin nasi liwet atau hanya bikin rujakan rame rame, di sinilah aku lebih sering ketemu, hingga akhirnya Beliau menikah dengan salah satu sahabat penanya, ya waktu itu tahun 1987 belum ada FB ataupun HP, semua komunikasi jarak jauh lebih memakai surat menyurat saja.Ada yang lucu dari pernikahan Beliau ini yang sering menjadi bahan gurauan kami, ternyata sahabat penanya yang berasal dari Lombok itu, hanya baru ketemu sekali dan itupun langsung khitbah ternyata sangat kontras dengan Ummi, membuat kami tersenyum geli.</div>
<div>
Ummi dengan postur tubuh yang semampai, semeter ga sampai bersanding dengan suaminya yang tinggi hampir 175 lebih nampak menjulang bersanding di sisi Ummi, yang satu pendek bulat yang satunya kurus ramping, maka kami memanggilnya pasangan jempol dan telunjuk.Ummi akan tersenyum saja jika kami meledeknya.</div>
<div>
Di kemudian hari suaminya Ummi inilah yang menjadi guru ngaji dan pembingbing kami lebih dalam mempelajari Islam.<br />Beberapa waktu berlalu aku pun kemudian menikah dan mengikuti suamiku ke tempat kerjanya, ada beberapa tahun yang karena kesibukan kami masing masing sempat kehilangan kontak, tetapi Alloh selalu mengumpulkan kembali apa yang terserak, ada beberapa moment di mana aku kembali ke rumah Ummi, anakku yang kedua di sunat juga di tempat Ummi dan kini saat si kecilku menginjak usia sekolah Alloh mengirimku kembali ke rumah Ummi.</div>
<div>
Setiap hari bersama, berinteraksi dengan intens, membuatku lebih punya banyak kesempatan belajar pada Beliau.Ada beberapa moment yang begitu menyentuhku dan ku jadikan itu pembelajaran yang sangat berharga dan luar biasa yang jarang ku temui lagi di era perempuan begitu maju pesat dalam kesetaraan haknya.<br />Aku ingat sewaktu aku kecil sekitar tahun 70 an, adalah hal yang lumrah dan merupakan kewajiban , seorang Ibu, seorang Istri berada di rumahnya, pada saat sang suami pergi ke kantor ataupun ke tempat kerjanya, fenomena istri pekerja belum begitu booming seperti saat ini.</div>
<div>
Jika suami berangkat kerja dan anak anak pergi sekolah, sudah di pastikan Ibu ada di rumah, sehingga saat mereka pulang kembali pasti menemui Ibu atau Istrinya di rumah.Sungguh menetramkan setelah seharian berada di luar rumah ada tempat nyaman untuk kembali beserta sambutan yang tulus dan hangat.</div>
<div>
Berbeda jauh dengan sekarang , kadang saat berangkat di pagi hari menuju sekolah, aku melihat begitu banyak perempuan cantik cantik berpakaian rapi berseragam kantoran keluar meninggalkan rumahnya, begitu banyak rumah rumah yang jauh lebih bagus dan mewah di banding rumah jaman dulu tapi kosong tak berpenghuni tak ada penjaganya, kalau pun ada hanyalah pembantu yang tak merasa berwenang atas rumahnya itu. Tak jarang pula saat suami pulang kerja, atau pun anak anak pulang sekolah tak mereka temui Ibu yang hangat menyambutnya di rumah.Rumah mewah menjadi sunyi dan sepi.<br />Mau bagai mana lagi itu adalah tuntutan jaman, begitu kilah mereka.</div>
<div>
Dan di sinilah luar biasanya Ummi, meski memang merupakan keberuntungan bagi Beliau, bahwa sekolah tempat Beliau bekerja menyatu dengan rumahnya sehingga akses ke rumah hanya beberapa langkah saja.<br />Di saat saat jam pelajaran berlangsung ataupun di saat Beliau menerima tamu di kantor, terkadang jika kebetulan Ustad ada di rumah, tiba tiba Ustad dengan kemanjaan seorang suami menghampiri Ummi di sekolah dengan menepuk nepuk perutnya, dan Ummi apapun yang sedang di kerjakannya, sepenting apapun tamu yang harus di hadapi segera Beliau tinggalkan semua nya di tunda dan di delegasikan pada kami para guru, lalu Beliau kembali ke rumah untuk melayani Ustad meski itu hanya untuk menyendokkan nasi karena nasi dan sayur, lauk pauk sudah tersedia, lalu Beliau menemani Ustad makan sampai selesai.</div>
<div>
Atau di lain waktu, aku masih ingat hari itu Ummi akan menghadiri reunian teman SMA nya, sudah deal dan di tunggu di rumah makan yang terkenal di kota kami, Ummi sudah siap di antar putra sulungnya, selain untuk menghadiri reunian yang pasti menyenangkan bertemu teman lama, Ummi pun sudah sepakat untuk mengantar proposal pembangunan yayasan dengan teman lamanya yang akan ikut menjadi donatur. Tetapi aku terkaget kaget sewaktu Beliau malah mampir ke rumahku dan meminta aku yang mengantarkan proposal itu,ku lirik baju panjang Ummi yang sepertinya baru, mewakili hati Beliau yang pastinya senang berbalut kerinduan pada teman teman karibnya .<br />"Ko malah belok ke sini Ummi, kan mau menghadiri reuni ?" Tanyaku heran </div>
<div>
"Ummi tidak bisa datang tolong antarkan proposal ini ya "</div>
<div>
"Kenapa Mi ?" Aku penasaran<br />"Tadinya mau datang, kebetulan Ustad lagi ada rapat, ternyata rapatnya lebih cepat selesai dari dugaan, jadi sekarang Ustad sudah di rumah dan belum makan "<br />Aku bengong.</div>
<div>
Aku kagum, aku berani bertaruh tak banyak Istri yang sekualitas Ummi di jaman sekarang ini.</div>
<div>
Di waktu yang lain kami kedatangan tamu yang akan study banding di sekolah kami, maka kami pun bersiap dengan menyediakan makan siang untuk para tamu kami ini, singkat cerita acara silaturahim itu berjalan lancar sampai di acara makan siang tepat jam1.00 , perut kami sudah sangat kelaparan, kami bersama tamu makan dengan lahap di selingi diskusi kecil yang seru, ku lihat Ummi pun makan dengan gembira tak kalah lahap.Tiba tiba tanpa sempat aku tahu kenapa Ummi meninggalkan jamuan makan itu, ku lihat di piringnya masih tertinggal makanannnya lebih dari separuh berati Ummi makan belum banyak, lama sampai piring kami sudah bersih Ummi belum juga kembali.</div>
<div>
Sambil mengangkat piring sebagian, aku bertanya pada putri bungsu Ummi.</div>
<div>
"Ummi kemana khotun ?" Aku berbisik.</div>
<div>
"Nemenin Abi makan." jawab gadis 7 tahun itu enteng<br />Aku terharu, sebab aku yakin Ummi tak akan makan selahap sebelumnya saat nanti harus menghabiskan makanan di piringnya yang tersisa tadi.</div>
<div>
<br />Beliau adalah sedikit perempuan yang ada di masa sekarang ini, di mana pengabdian kepada suami menjadi skala prioritas di atas apapun atau siapapun itu. meski termasuk wanita pekerja yang tak kalah menyita waktu dan pikiran kemudian tak lantas menjadikan egonya yang harus di mengerti ataupun menjadi yang harus di maklumi.</div>
<div>
Yang sering ku dengar, ku lihat dan ku simak, banyak perempuan berkarir kemudian mengeluh saat harus melayani Suami, toh aku pun bekerja, aku pun cape, aku pun mencari uang, saling pengertianlah, bukankah sendiri pun bisa.<br />Iya benar, bahwa standar hidup kini semakin tinggi tak cukup lagi hanya sandang, pangan, dan papan yang harus terpenuhi, banyak yang terselip di antara ketiganya yang jumlahnya kadang melebihi yang primer.</div>
<div>
Akan tetapi siapakah yang membuat standar itu ?</div>
<div>
Jika seorang perempuan berpendidikan tinggi mutlakkah harus menjadi wanita karier ?</div>
<div>
Seakan akan menjadi mubajir tatkala seorang anak perempuan yang bertitel tinggi hanya menjadi ibu rumah tangga biasa mengurus anak dan suami serta menjadi pengurus rumah tangga. sebuah pekerjaan yang tanpa prestise.</div>
<div>
Menjadi sebuah kebanggan jika wanita menjadi seorang pekerja, yang kadang bukan lagi hanya nafkah yang menjadi tolak ukur , akan tetapi sudah bergeser menjadi fenomena aktualisasi diri agar di hargai, di hormati, bahkan di dalam rumah tangga sekali pun menjadi kabur batasan antara pemimpin rumah tangga dengan yang di pimpin, sekarang siapa yang lebih banyak menghasilkan uang dialah pemegang kendali, dialah pemutus arah biduk rumah tangga.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kepada Ummi aku belajar, bahwa mempunyai pekerjaan sampingan di luar rumah sepenting apapun jabatan kita, rumah, suami dan anak adalah tetap priorits tertinggi, tak ada alasan untuk mengeluh, tak ada alasan untuk menjadikan pekerjaan kita tameng dari kemalasan ego kita.</div>
<div>
Sesepele apapu n itu di mata umum, merupakan hal yang terpenting jika itu sudah mengenai suami dan anak anak</div>
<div>
Sebab kewajiban yang utama kita adalah di rumah, jabatan kita sebagai istri dan ibu, itu yang akan di mintai pertanggung jawabannya kelak.<br />Sebuah jabatan dan kedudukan yang tidak akan bisa diberikan perusahaan manapun, meski dengan gajih milyaran dollaran sekali pun.<br />Sebuah jabatan dan kedudukan yang tak akan di berikan meski dengan ijazah dari universitas paling bergengsi sekalipun</div>
<div>
Sebuah jabatan dan kedudukan yang akan mengantarkan kita ke sorga dengan mulus dan cepat.<br /></div>
<div>
Terima kasih Ummi </div>
<div>
Semoga tetap sehat, apapun mimpi yang belum usai, semoga di mudahkan agar segera terwujud entah dari mana datangnya bantuan itu, Alloh Maha Memberi, tak ada satu pun makhluk yang dapat menghadangnya, jika Alloh berkehendak maka jadilah.</div>
<div>
Tetap semangat Ummi.</div>
<div>
Jangan sedih saat terlukai.</div>
<div>
Alloh Maha Melihat, semua payah dan lelahmu</div>
<div>
Semoga Alloh membalasnya dengan segenap kebaikkan yang terbentang sehamparan bumi dan selebaran naungan langit.</div>
<div>
Teruslah bermimpi dengan doa Ummi.</div>
<div>
Sebab dalam ingin dan harapmu, RidhoNYA berada.</div>
<div>
Amin</div>
<div>
Amin .</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /><br /><br /> banjar, dini hari, 01.30.</div>
<div>
2 mei 2012</div>
<div>
camar putih</div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-71353969030493526082012-04-02T23:34:00.005+07:002012-06-28T09:54:19.291+07:00Nasehat dari Ma Tua Tetanggaku<h2>
<br /></h2>
Sudah dua hari badanku terasa berat dan pegal pegal, teringat anakku
yang sulung yang suka memijatku, tapi sekarang tidak bisa ku mintai
tolong dengan segera, Yogya - Banjar bukan jarak yang dekat sekedar
hanya untuk memijatku.<br />
Akhirnya aku meminta tolong Ma tukang pijat tetanggaku, Ba'da Maghrib Dia sudah mengetuk pintu rumahku.<br />
Seperti biasa sambil memijat Dia bercerita, dan selalu ceritanya suram penuh kesedihan.<br />
Aku sambil menikmati pijitannya setia mendengarkan curhat si Ma malang ini.<br />
"Kemarin Ma teh kabur Neng, mau kesini tapi malu.."<br />
"Lho .. Ma kabur ..? kenapa Ma..?"<br />
"Aahh hidup Ma mah gini terus Neng, sakit hati sama Anak Anak "<br />
Tangan kurus si Ma meluncur di betisku, Aku meringis meski kurus namun tenaganya sanggup membuatku menahan nafas.<br />
"Ya Alloh Ma.. coba kaburnya ke sini , seneng Aku ada yang mijitin, kenapa lagi dengan Anak Ma..?"<br />
"Sama Mantu neng.." Si Ma terisak<br />
Aku
tidak enak hati jadinya, sudah sedih mijitin lagi, tapi gimana dia ke
sini buat mijit, dan untuk mengurangi sedihnya ku temani Si Ma curhat.<br />
"Duh .. Mantu ko berani begitu Ma, apapun alasannya tetap tidak boleh kurang ajar sama Mertua"<br />
Aku membelanya total.<br />
"Ceritanya
begini Neng,Ma kemarin panen, ya ngga banyak cuma sepetak Neng warisan
orang tua Ma, satu satunya yang Ma pertahankan.." terdengar isak
tertahan dan pijitan si Ma terasa tambah dalam aku meringis tapi ga
berani protes.<br />
"Mantu Ma minta uang hasil panen, tapi sama Ma ga
di kasih, dan Mantu Ma marah luar biasa sambil menendang pintu berkata,
mau di bawa mati tuh uang..!. gitu katanya neng.."<br />
Dadaku bergolak panas, gemes.<br />
"Hati Ma ngilu sampai ga bisa makan, ga bisa tidur neng,sakit hati... dada Ma nyeri Neng.."<br />
Tangan
Si Ma rasanya sudah lewat 10 menit di punggungku ga pindah pindah di
satu sisi saja kembali aku ga berani protes, dadaku ikut sesak
mendengar isak pilu wanita tua tetanggaku ini rasanya Si Ma bertambah
tua sepuluh tahun duh.<br />
"Padahal belum genap setahun panen yang
kemarin uangnya di ambil Dia semua Neng, buat uang muka motor, yang
nyicil Ma lagi, Dia janji mau bayar cicilannya tapi ya janji tinggal
janji yang nagih datangnya ke rumah ya terpaksa Ma bayar."<br />
"Anak Ma gimana..? apa membela Ma ..? "<br />
" Ah... mana berani Neng, Mantu Ma kan galak, biasa di pukulin Anak Ma.."<br />
Akhirnya tangan Si Ma berpindah ke sisi kanan punggungku, Aku lega.<br />
"Motor
itu pun akhirnya lepas juga karena di gadaikan sama Mantu Ma, sama Ma
pernah di tebus sebenarnya Ma sampai menjual kalung hasil bertahun tahun
panen tadinya simpanan kalau kalau Ma mati kalung itu di jual buat
ngurus jenazahnya Ma karena Ma tahu Anak Anak Ma ga punya uang , takut
jenazah Ma ga ada yang nguburin."<br />
"Lepas gimana Ma...?"<br />
" Di gadaikan lagi sama mantu Ma, dan Ma ga bisa nebus lagi Neng."<br />
Duh...<br />
Aku benar benar gemes.<br />
"Lalu kenapa Ma yang kabur ..? kan itu rumah Ma..?"<br />
"Ma
ga kuat lihat mukanya Neng, Ma sampai mengigil kalau berpas pasan muka
di rumah.jadi Ma mengalah pergi ke rumah saudara di Tanjung sukur "<br />
"Dia suka bantu ngurusin sawah Ma..?" Aku penasaran.<br />
"Duh
...Neng jangankan mau bantu, Ma yang bawa gabah sendiri di gendong
sekarung sekarung dari sawah ke rumah dia malah mandiin ayam
saja,,giliran sudah jadi uang dia tahu,"<br />
"Kurang ajar banget Mantu Ma ..."<br />
Aku ga tahan untuk memaki, kebayang jarak sawah ke rumah Si Ma lebih dari 1 KM, dan jalan kaki, Masya Alloh.<br />
"Mantu
Ma cuma dua Neng, semua ga ada yang bisa di andalkan malah Anak Anak Ma
juga lebih suka membela berpihak sama Suami Suami mereka tak peduli
sama Ma, begitu juga Cucu Ma, tapi tiap hari tak pernah berhenti ada
saja yang mereka minta"<br />
Aku menghela nafas berat, menahan hati.<br />
"Dan
kalau Ma habis ngurut mereka selalu tahu, maklum satu rumah, paginya
ada saja alasan mereka perlu uang dan Ma ga bisa menolak" Si Ma
melanjutkan dengan suara yang tak kalah berat.<br />
Aku berbalik bagian
tanganku yang di urut Si Ma, dan aku bisa leluasa melihat wajah tua di
depanku ini, wajah yang hampir ga berdaging apalagi berlemak, hanya
tulang berbalut kulit, serta nyawa yang membuatnya bergerak dan hidup,
hatiku teriris.<br />
"Ma .. sudah makan..?" iseng aku bertanya mengalihkan topik pembicaraan yang berat ini.<br />
Sambil
sedikit tersenyum, Aku sangsi itu bukan senyum tapi seringai yang sarat
luka, mungkin Si Ma lupa caranya tersenyum.Si Ma menjawab pertanyaanku.<br />
"Sudah Neng tadi siang di sawah, Ma makan cuma sekali ga bisa makan lagi.."<br />
"Tadi di Sekolah botram Saya yang masak, Ma bawa ke rumah ya.." Aku membujuk.<br />
"Tidak usah Neng..."<br />
Si Ma berdiri sambil membereskan minyak bekas mengurutku selesai sudah tugasnya.<br />
"Ma.. minum Vitamin ya.. ini ada multi Vitamin, biar Ma sehat "<br />
Aku
kebingungan bagai mana harus ikut meringankan beban hidup Si Ma,
seperti benang kusut menggumpal di tubuh tipis nan ringkih di depanku
ini. Aku bahkan risi memandang sepasang mata yang cekung menjorok ke
dalam itu.<br />
Aku memang jarang bertandang ke rumah tetangga, apalagi rumah Si Ma beda RT dan beda RW denganku.<br />
Ku
lirik Jam, lewat 2 jam dari Ba'da Maghrib, Si Ma bergegas
pulang,setelah ku selipkan amplop seperti biasa aku mengantar Si Ma
sampai halaman, seperti biasa juga Aku meminta maaf telah menguras
tenaganya, tapi kali ini Aku benar benar meminta maaf, Aku merasa telah
berbuat dzolim padanya, entahlah meski tidak sengaja Aku merasa telah
berbuat keterlaluan.<br />
Sampai larut malam wajah tua dan tubuh kurus
Si Ma masih terus membayangiku, menuntutku untuk banyak bersyukur atas
yang ku terima apapun itu dalam hidupku.<br />
Pagi hari saat Aku membersihkan teras ku lihat Si Ma berjalan ke arahku,di tangannya ada keresek kecil<br />
"Neng.. ini ada nasi timbel, padi baru, hasil panen..." katanya sambil sedikit berjongkok di teras.<br />
Aku segera meraihnya kembali berdiri, dengan terkaget kaget.<br />
"Duh Ma....jangan merepotkan"<br />
Aku terbata bata.<br />
"Tidak ada lauk pauknya Neng.."<br />
"Ya ampun Ma..."<br />
Si Ma dengan rasa tulusnya tak mampu ku tolak.<br />
Aku merasa kena Skak mati.<br />
Kalah telak.<br />
Sampai
Si Ma menghilang di belokan mulut gang, Aku masih mematung di teras,
nasi timbel terasa hangat di tanganku harum daun pisang tercium pertanda
baru di buat.wangi.<br />
Aku belajar sangat berat, rasanya tak mampu ku kejar,<br />
Mampu memberi di saat hidup sangat tak berpihak<br />
Mampu tetap bertahan dengan rasa terabaikan yang teramat sangat<br />
Mampu memberi di saat tak pernah menerima<br />
Alloh Maha Adil... Aku percaya itu, tenanglah Ma<br />
Alloh Maha mencatat, Maha melipat gandakan.<br />
Ku susut bercak di pelupuk mataku.<br />
Ampuni aku ..Ya Robby.<br />
By:Camarputih, 2 April 2012, pukul 19.28<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-oD67aQI5MiI/T3nU-iBq41I/AAAAAAAAAHU/VhUPPqbVBpk/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="http://4.bp.blogspot.com/-oD67aQI5MiI/T3nU-iBq41I/AAAAAAAAAHU/VhUPPqbVBpk/s640/images.jpeg" width="416" /></a></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-26482609815761127082012-03-29T20:20:00.004+07:002012-06-28T09:55:17.572+07:00Permen Papa<br />
<br />
<div class="aboveUnitContent">
<div class="tlTxFe">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f7460d04669d1168063262">
Bangun tidur pagi Papaku agak rewel,merengek rengek ga jelas, ku tanya sambil ku cium pipinya hmmm.. bau acemmm.<br />
"Ko bangun tidur nangis sayang, mimpi buruk ya..?"<br />
Papa hanya merengek seperti ada yang ingin dia katakan, tapi ga yakin<br />
"Papa<span class="text_exposed_show"> mau apa..?bilang sama mamah ga pake nangis nanti ga jelas ngomongnya.." <br /> Ku dudukan dia di tepi tempat tidur dan Aku berjongkok di depannya.<br /> "Boleh ngga Papa minta permen ..?"<br />
hmmmm.. pantes dia ragu sebab Dia tahu aku ga begitu suka kalau Dia
jajan permen, sebab giginya selalu bermasalah kalau kebanyakkan makan
yang manis.<br /> "Kenapa Papa mau permen, kan gigi Papa suka sakit batuknya juga masih ada..?" ku ingatkan Dia sambil duduk di sampingnya.<br /> "Papa mau permen temen temen Papa suka beli, Papa juga mau..boleh ya mah..?"<br /> Mata bulatnya memohon <br /> "Baiklah karena Papa mintanya ga pake nangis Papa boleh nanti beli permen di sekolah, tapi jangan malas sikat giginya ya..?"<br /> "Taa..pii... permennya mau 2 mah ..? "<br />
Aku mengernyitkan dahi,ku lirik jam semakin beranjak siang dan sambil
ku tuntun ke kamar madi aku mengangguk ringan, dia pun tertawa senang.<br />
Sesampainya di sekolah seperti janjiku ku belilkan Papa permen 2 buah
seperti permohonannya, dengan satu kesepakatan di makan sewaktu
istirahat.dan dia patuh.<br /> Dan kegiata belajar mengajar pun mengalir
padat hingga waktu istirahat tiba, Aku sibuk membubuhkan bintang di
setiap buku Anak Anakku.<br /> 9.30 Selesai sudah, waktunya Shalat Dhuha.<br /> Anak anak semua ku giring ke Mesjid <br /> "Ayoo makanannya habisin kita Shalat Dhuha nak .."<br /> Anak Anak berlarian ke tempat wudhu.<br /> "Ibuuu.. aku habisin dulu permennya ini di kasih papa bu..."<br /> Nadya menjejeri langkahku menuju tempat wudhu.<br /> "Oh ya......?" ku lirik Papa yang menguntit dibelakang, menatapku dengan senyum penuh arti.<br /> Ku gandeng keduanya Papa di kananku dan Nadya di kiriku.<br /> "Hebat... Sahabat yang baik ya, saling memberi dan menyayangi, Ibu senang "<br /> Papaku memang juara bagiku.<br /> Selalu ada moment yang membuatku belajar memaknai<br /> Selalu saja kepolosannya membuatku takjub.<br /> Itulah cinta yang tanpa tendensi<br /> Cinta yang tanpa syarat<br /> Cinta yang tak berhitung<br /> Hanya ada satu keinginan memberi.titik.<br /> Makasih banyak sayang..<br /> Kau selalu luar biasa..<br /> <br /> <br /> by Camar putih.<br /> Selasa pagi, 27 maret 2012</span></div>
</div>
</div>
<div class="photoUnit clearfix">
<a class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=299594173447419&set=a.299594070114096.78826.100001905151978&type=1" rel="theater"></a><br />
<div class="uiScaledImageContainer photoWrap">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=299594173447419&set=a.299594070114096.78826.100001905151978&type=1" rel="theater" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="img" height="239" src="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/p480x480/527530_299594173447419_100001905151978_753792_1093348487_n.jpg" style="left: -16.67%;" width="320" /></a></div>
</div>
<a class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=299594173447419&set=a.299594070114096.78826.100001905151978&type=1" rel="theater">
</a></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-20172290074425537682012-03-23T12:31:00.002+07:002012-06-28T10:07:48.345+07:00Muhammad Ziyadhatul Khoiry, Permataku<i style="background-color: white; color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 1.4;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span></i><br />
<i style="background-color: white; color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 1.4;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Dua telaga bening ini</span></i><br />
<div class="post-header" style="font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<div class="post-header-line-1">
</div>
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-3121157050852889104" style="font-size: 15px; position: relative; width: 508px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Selalu mampu meruntuhkan hatiku membuatku tak berdaya saat ia meminta</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Dua telaga bening ini</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Selalu mampu mengajariku bahwa duka tak selamanya air mata</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Dua telaga bening ini</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Selalu mampu membuatku berdada lapang seluas samudra</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Dalam lepas gelak tawa riangnya</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Ku dapatkan indahnya hidup</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Dalam rengekan manjanya</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Kudapatkan betapa berartinya diriku melebihi dunia beserta isinya baginya</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Dalam cerewet dan sejuta tanyanya</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Kudapatkan pelajaran yang tak pernah berwisuda</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">.Ya Robbi tak putus Syukurku,</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Terimakasih telah hidupkan Ia untukku,</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"> Di sebuah malam menjelang Iedul Fitri</span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"> Hadir dengan senyum Malaikat di pangkuanku</span></i></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; line-height: 1.4; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-YX2mCW2VurU/T2zTnqkp56I/AAAAAAAAAHI/jniykBY6Gow/s1600/206839_137224686351036_100001905151978_244795_1772057_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-YX2mCW2VurU/T2zTnqkp56I/AAAAAAAAAHI/jniykBY6Gow/s400/206839_137224686351036_100001905151978_244795_1772057_n.jpg" width="300" /></a></div>
<div style="line-height: 1.4;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.4;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><i></i></span></div>
<div style="line-height: 1.4;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><i></i></span></div>
<div style="line-height: 1.4;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><i></i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; line-height: 1.4; text-align: center;">
</div>
<div style="line-height: 1.4;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #ffd966; font-family: Verdana, sans-serif;"><i><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">by ;Camar putih, 24 April 2011</span></i></span></div>
</div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-47920926243493003772012-03-23T09:06:00.000+07:002012-03-23T12:20:16.231+07:00Merpatiku<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Terbanglah, hai Merpati rinduku</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><br /></span></i></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-size: large; line-height: 14px;">Lewati langit sebrangi lautan gemawan</span></i></span></span></i></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Sampaikan padanya ada sebongkah hati lara menanti</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"> </span></i></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Menguntai harap di sela jemari, menghitung waktu yang tak mau kompromi</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"> </span></i></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">
<i><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Tak jua asa berpihak meski musim ribuan kali berganti</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"> </span></i></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Terbanglah</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Sebab aku akan tetap berdiri di sini</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"> </span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Tak peduli hingga ujung usia</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"> </span></i></span></div>
</span></i></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Tak peduli pedih letih melumuri</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Kembalilah bawa ia untukku</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"> </span></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Di awal pagi saat matahari hadir menemani</span></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Ataukah saat malam berganti menjagai</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Tak lagi penting di antara keduanya</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Terbanglah terus demiku</span></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Sebab padamu daya hidupku tersimpul</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Tawa tangisku terpusat</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Tahukah kau hai Merpati rinduku</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Inginku sederhana </i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Ku ingin ada saat dia pertama membuka mata </i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Dengan senyumku yang mewakili</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Kujaminkan untuknya semua akan baik baik saja</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><i>Karena cintaku menjadi penjaganya.</i></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><img height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUCN33Vbca-nGHSfo-VFLW5lkfnGZIUZw49W6YB80YRWRNhYe8sOdS_gRwD3oBlwHCsJ9QloIo-Sy0pu-YT3q5MgK8KcUYK1ZJN67pIwjMSdJaZ0VGqt4cmPhLs3caWybVB6izulmAKJBp/s400/merpati.jpg" width="355" /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;">by ;camar putih</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; line-height: 14px;"> banjar mei 2011.</span>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-62334709381071181242012-03-22T17:51:00.002+07:002012-03-23T08:24:23.813+07:00Mimpi yang hilang<br />
<div class="uiHeader uiHeaderBottomBorder mbm" style="border-bottom-color: rgb(170, 170, 170); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 14px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0.5em;">
<div class="clearfix" style="zoom: 1;">
<br /></div>
</div>
<div class="mbl notesBlogText clearfix" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 1.5em; margin-bottom: 20px; word-wrap: break-word; zoom: 1;">
<div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Jadwal pengajian bulanan Orang tua murid, bulan ini giliran Ibunya Dadan yang ketempatan rumahnya, karena sudah menjadi kesepakatan pengajian rutin bulanan di adakan di rumah Orang Tua murid siapa saja yang bersedia, tidak di tunjuk.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Selepas jam pelajaran, sedianya Anak Anak yang Orang Tuanya tidak hadir mengikuti pengajian di pulangkan, namun sesaat ada telepon dari BFC, bahwa pihak BFC sudah menyediakan snack utnuk Anak Anak.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Subhanalloh...<br />
Akhirnya Anak Anak kami bawa serta , bukan main gembiranya mereka.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Ya hari ini, agak istimewa sebab pengisi materi pengajian akan hadir dari pihak Banjar Family Center, kami akan kedatangan Tamu.<br />
Alhamdulillah.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Akhirnya Tamu yang Kami tunggu pun tiba.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Dengan sedikit kerepotan karena barang yang di bawa cukup banyak ternyata, Kami sambut Ibu Ketua BFC, Ibu Etty atau sering di panggil Ummi Urin dan Ibu Yuni dengan penuh antusias.<br />
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Dan Segera pengajian pun di gelar.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Subhanalloh .. materi yang di sampaikan begitu bermanfaat.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Tema yang Kami minta adalah tentang Pola Asuh Yang Terbaik buat Anak anak, dan Ummi Urin membahasnya dengan lengkap dan tepat, meski waktu yang tersedia tidak cukup banyak, namun Ilmu yang Kami dapat dari Beliau sungguh padat, menyenangkan hingga tak sempat Kami merasa bosan , di selingi candaan Beliau yang ringan namun penuh teladan membuat Kami betah mendengarkannya.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Ada yang menarik tentang Beliau, sesuatu yang membuat Beliau jadi menarik dan sangat inspiratip, ini bukan tentang isi materi Beliau , lain kali akan Ku bahas, Aku lebih ingin bercerita tentang sosok Beliau Ummi Urin, Ibu ketua BFC.<br />
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Beliau dengan sosok nya yang tinggi dan tidak cukup langsing, hehehe... iya di situlah kelebihan Beliau, ketika Kami bertemu Beliau Kami lupa bahkan tidak memperhatikan bahwa Beliau besar, raut Wajahnya yang putih bersih sarat senyum bahkan di saat Beliau belum sempat tersenyum pun Kami sudah merasakan dan melihatnya tersenyum, Luar biasa.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Itulah yang membuat Kami dengan segera merasakan kebaikkan dan keramahannya, Beliau menjadi cantik dan menarik karena senyum ramahnya dan kecerdasan hatinya.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Ada sesuatu yang sangat berkesan dari Beliau, begitu menyentuh bagiku, menyentuh mimpiku dulu yang kini hilang tak bisa teraih.<br />
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Ummi Urin bercerita, bahwa ketika sang Suami tercinta mendapatkan amplop gaji bulanan, Beliau itu tidak langsung pulang ke rumah, namun singgah di rumah Ibunya, Ibu Mertua Ummi Urin dan mempersembahkan Gajinya pada Ibundanya, untuk di ambil berapapun yang Ibundanya kehendaki, lalu sisanya baru untuk Anak Istrinya di rumah , Subhanalloh bergetar hatiku hingga membuatku menunduk saat mendengar cerita Ummi Urin dan Ibunda yang luar biasa itu pun selalu mengambil tidak sampai sepersepuluh dari amplop yang di persembahkan Ananda nya itu. hanya sedikit bahkan sangat sedkit . begitu kata Ummi Urin Sang Menantu yang ikhlas ini.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Tidak itu saja bahkan ketika Sang Suami pergi keluar Kota, buah tangan oleh oleh yang di bawa tidak langsung ke rumahnya namun di bawanya ke rumah Ibundanya , untuk mempersilahkan Ibundanya memilih oleh oleh mana yang paling di sukainya lalu sisanya baru lah di bawa untuk buah tangan Anak Istri di rumah.dan lagi lagi Sang Ibunda yang beruntung itu selalu mengambil sedikit bahkan sangat sedikit, lebih teringat pada para Cucu dan Menantunya yang baik hati .<br />
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Allohu Akbar</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Ternyata masih ada teladan nyata di sekeliling kita.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Betapa Indah.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Sungguh, Berbahagianya Sang Ibunda yang pasti sudah lanjut usia, mendapat penghormatan yang berbalur cinta kasih sedemikian tulus dari Anak lelaki yang di kasihinya juga dari Menantu yang ikhlas dan para Cucu yang pasti sangat mencintai eyangnya.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Sudah pasti Beliau tak memerlukan lagi Dunia dengan segala isinya sekalipun itu di hantar oleh Anak lelakinya di hadapannya, sebab relung hati Seorang Bunda sudah sangat penuh sesak dengan keharuan atas persembahan Cinta Anak menantunya.<br />
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Hormatku untuk Ibunda, yang telah berhasil mendidik Anak lelakinya menjadi Lelaki yang sejati.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Meski jelas pasti begitu besar Cinta untuk Anak Istri tak lantas menjadikannya lelaki pengecut yang takut istrinya marah karena merasa di di nomor duakan.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Selamat Bunda.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Sebab telah membuat Anak lelakinya berhasil mendidik Anak Istrinya untuk menjadi ikhlas, penuh kasih yang tulus.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Dan Selamat buat sang Suami terkasih, telah menjadi pemimpin yang sejati. tidak gentar dalam melaksanakan kewajiban, menempatkan sesuatu sesuai prioritas, itulah yang di contohkan baginda Rosullulloh Muhammad SAW.<br />
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Dan terakhir Selamat Buat seorang Istri yang cantik dan sholehah.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Karenanya. </div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Seorang Bunda di usia lanjutnya merasakan bahagia</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Sebabnya</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Seorang Anak lelaki mampu menjadi Anak Sholeh yang berbakti</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Ibu...... Aku memanggil Beliau begitu</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Ummi Urin...Begitu orang di sekelilingnya memanggil Beliau</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Kau adalah wanita bahagia yang telah menginspirasi lingkungan di sekelilingmu.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Kebahagiaanmu dalam keluarga menular membias ke sekelilingmu lebih luas dari yang kau kira.<br />
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Teruslah berkarya</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Kami membutuhkanmu untuk membimbing Kami agar mampu menjadi Istri yang Sholehah sepertimu Bahagia juga sepertimu.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Terima kasih banyak</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Atas hadirmu di tengah tengah kami.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Tetaplah Sehat</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Tetaplah tersenyum</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Hari yang Indah..penuh berkah</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
oh yaa... mimpiku hilang sebab dulu aku bermimpi untuk menjadi istri seperti itu</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Tapi tak lama aku menikmatinya, sebab Mertuaku keduanya sudah berpulang demikian juga Ibundaku.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Tinggal doa yang bisa ku persembahkan untuk Beliau.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-a2NF4OWDI48/T2sbVusXjJI/AAAAAAAAAG0/sI-qmdiqmMU/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;"><img border="0" height="216" src="http://4.bp.blogspot.com/-a2NF4OWDI48/T2sbVusXjJI/AAAAAAAAAG0/sI-qmdiqmMU/s320/images.jpeg" width="320" /></span></a></div>
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
by ; camar putih</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Pataruman, saat hujan sore turun sangat deras</div>
</div>
</div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-18529004453377759972012-03-21T21:27:00.002+07:002012-03-22T16:18:13.324+07:00Ketika Nur menangis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-Y74LJ_VTx6c/T2nlKKDPJbI/AAAAAAAAAGs/oycb6QIYFeA/s1600/534531_295970490476454_100001905151978_743756_32606122_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-Y74LJ_VTx6c/T2nlKKDPJbI/AAAAAAAAAGs/oycb6QIYFeA/s1600/534531_295970490476454_100001905151978_743756_32606122_n.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption">Pagiku agak terburu buru, semalam sampai larut
menyelesaikan administrasi harian Sekolah, kunjungan penilaian untuk Akreditasi Sekolah cukup menyita waktu dan energiku juga untuk Guru Guru
yang lain.</span><br />
<span class="hasCaption"><br /></span></div>
<span class="hasCaption"> </span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"> Sampai di Sekolah masih ada beberapa laporan
yang harus segera di bereskan, Anak anak mengerubutiku meminta di temani
membaca Iqro kegiatan rutin tiap pagi sebelum jam pelajaran di mulai.
Dan Aku k<span class="text_exposed_show">ewalahan juga.</span></span></div>
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> </span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Ayo sayang .. baca Iqronya sama Bu Itit ya..."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Beberapa kemudian kembali ke kelas, Dika masih mengintip di pintu enggan beranjak, dahinya berkerut</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">.</span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Ibu selesaikan laporan dulu ya, Dika baca Iqronya sama Bu Itit ya.."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Aku membujuk dengan senyum, dan Dika pun beringsut masuk kelas di wajahnya tak ada senyum.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Belum juga ku mulai laporan harian yang harus segera ku selesaikan itu ,
Tiba tiba ada tamu, sepertinya Orang Tua murid namun Aku lupa Ibunya
siapa ya.</span></span>?pikirku sambil berdiri menyambutnya.</div>
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Assalamu'alaikum.."</span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Wa'alaikum salam .. mari masuk Ibu.."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Aku mempersilahkan Beliau masuk dan menemani Beliau duduk di ruang tamu sebab ga ada yang lain selain aku di ruang kantor.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Saya Ibunya Nur Bu..."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Beliau memperkenalkan diri sebelum Aku bertanya.</span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Aku jadi teringat Beliau bulan lalu Kami menengok Nur ke rumahnya saat
Nur lebih dari 4 hari tidak masuk Sekolah, agak pangling Beliau
berkerudung sekarang .</span></span></div>
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> </span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Oh iya Ibu... kenapa ..? ada yang bisa saya bantu..? atau mau ketemu Ibu Kepala ..?</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Segera Ku tanya sebab ada mendung di wajahnya, sepertinya ada yang tak beres</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">.</span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Tidak apa apa sama Ibu juga.."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Iya bu, Ibu kepala sedang repot.." Aku sedikit menjelaskan mohon di maklumi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Ku robah posisi dudukku menghadapnya siap mendengar.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Ini Bu.. Nur tak mau sekolah.."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Beliau memulai dengan agak tersendat,</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Oh kenapa katanya Bu..? apa Nur sakit..? "</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Selintas wajah mungil Nur terbayang di benakku</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">" Tidak bu.. hanya Nur tidak mau sekolah, karena di ejek Imel terus menerus begitu katanya"</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Oh... Imel..?" Aku sedikit terkejut teman sebangku Nur yang ku tahu sering main bersamanya</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">."Iya Bu...Saya sudah membujuknya, tapi Nur nya malah menangis, tetap
tidak mau berangkat ke Sekolah, padahal mau di temani di Sekolah asal
mau berangkat "</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Imel mengejek bagaimana Bu.?."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Ada perasaan bersalah sebab Aku luput dari hal ini.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Nur di bilang jelek dan hitam tidak seperti Imel putih, maklum Anak
Anak Bu, jadi Nurnya nangis , karena di ejeknya berulang ulang terus Bu.. "</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Nada Suara Ibunya Nur agak meninggi, sebagai Ibunya jelas
merasa ikut sakit hati dan sedih Anaknya di ejek begitu rupa.Aku
memahaminya.</span></span></div>
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /> Ku sentuh tangan Ibunya Nur dan ku genggam dengan lembut.<br /> "Ibu katakan apa sama Nur..?"<br />
"Saya bilang saya akan melaporkan Imel sama Ibu Guru di Sekolah agar di
tegur jangan mengejek orang lain seperti itu, kalau tetap tidak berubah
Saya akan mendatangi Ibunya agar Anaknya di bilangin, Saya tidak tega
Anak saya di begitukan Bu.."<br /> Tumpah sudah kemarahan tertahan Ibunya Nur.<br /> "Iya Ibu saya mengerti.." </span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Aku tersenyum sabar mengimbangi amarah Tamuku.<br />
Terbayang lagi dua wajah mungil Anak anakku, satu putih penuh senyum
dengan gigi ompong depannya milik Imel, satu lagi memang agak hitam
dengan gigi putih dan rapi milik Nur.<br /> Dua duanya tetap Anak Anakku
tak ada satu dari keduanya yang lebih ku bela.hanya Ibu di depanku ini
membutuhkan pegangan yang harus ku beri untuk menentramkan
kegelisahannya.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Ke geser dudukku lebih menghadap ke Ibunya Nur</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Ibu...Nur memang tidak putih bukan...?" Aku tersenyum lembut.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Tapi tidak Ibunya Nur, nampak jelas keterkejutannya mendengar
jawabanku, mungkin bukan kata kata itu yang Beliau harapkan, Aku paham
itu</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">" iya sih Bu..anak saya tidak putih, katakan saja hitam tapi tidak untuk di ejek ejek Bu.."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Nada tidak suka tertangkap jelas, dan aku benar benar tersenyum lebar. </span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Ibu... tahu tidak ..? kemarahan Ibu ini yang menyebabkan Nur tidak mau masuk Sekolah meski sudah Ibu bujuk"</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Maksud Ibu..?."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Masih dengan senyum Aku mencoba menurunkan kemarahan Tamuku ini</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Ibu...Nur memang agak hitam, jadi sesungguhnya Imel tidak salah dengan
kata katanya , Maaf bukan pula berarti Imel benar dengan sikapnya,
nanti akan saya coba mengajak Imel bicara untuk memperbaikki sikapnya
karena telah membuat temannya sedih."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Ku lihat Ibunya Nur menunduk , Aku tahu Beliau belum paham ke mana arahku bicara.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">
"Begini Bu...memang Nur tidak putih dan agak hitam, dan itu benar
adanya, mari kita sampaikan kebenaran itu pada Nur, itu kenyataan, jadi
jangan mencoba membelokkan atau memanipulasi, dengan memarahi pihak lain
katakan saja Imel lalu membenarkan kesedihan Nur itu malah membantu Nur
tidak bisa mengatasi kenyataan yang sesungguhnya.."Ibunya Nur terdiam "Sederhana nya begini bu...jika Nur menangis di ejek temannya karena
kulitnya yang hitam, katakan sama Nur, agar dengan berani membalas
ejekan temannya dengan kata kata misalnya begini, memang iya aku hitam
.. mau apa ..?? tapi aku juara 1 gerak dan lagu ..1"</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Nur memang masuk di grup yang mengikuti lomba Gerak dan Lagu bahkan menjadi Juara 1.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Ibunya Nur menatapku seperti terkejut, ada harapan yang bersinar di mata Beliau.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Dan Aku melanjutkan.<br />
"Atau begini... memang iya aku hitam tapi gigiku rapi ga ompong..atau
lain kali begini .. iya memang aku hitam tapi Aku sudah Iqro 3
misalnya.."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Aku menarik nafas, mempersilahkan tamuku memahami apa
yang ku sampaikan perlahan lahan, ku lihat Beliau berusaha mencerna kata
kataku dan Aku mendapat peluang.</span></span></div>
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Ibu.. mari kita biasakan pada Anak
Anak kita agar tidak minder dengan kelemahan jika itu merupakan
kelemahan, tak apa jika itu ada , kita terima dengan sikap ikhlas,
tetapi mari kita juga fokuskan Anak Anak kita pada kelebihan kelebihan
mereka atau prestasi prestasi mereka, Ibu pasti tahu dan apa saja
kelebihan itu, meskipun itu hal hal yang kecil mari kita hargai dan kita
besarkan, agar anak anak juga menyadari bahwa dia cukup hebat untuk di
banggakan, Kita , Orang tua adalah pendukung utama Dia..."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Ibunya Nur tampak berkaca kaca.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Saya tidak terpikir begitu bu... jujur Saya malah marah pada Imel "</span></span><br />
"Dengan selalu berpikir pada kelebihan dan prestasi Anak kita, misalnya Nur rajin Shalat, Rajin mengaji, mandiri dalam mengurus dirinya misalnya sudah mampu mandi dan makan sendiri, itu sudah merupakan prestasi juga Bu, mari kita beri dia semangat dan mengabaikan kelemahannya"<br />
"Saya baru sadar Bu.. Maaf tadi terus terang datang ke sini pun Saya agak emosi "<br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Aku tersenyum.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Tak apa Ibu.. Kita saling mengingatkan , Kami juga dari Sekolah mohon
maaf karena lalai memperhatikan Anak Anak, sampai kejadian ini luput
dari perhatian Kami."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Anak sekarang begitu ya Bu cara mengatasinya,
Saya jadi merasa bodoh sekali .." </span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Ibunya Nur tersenyum dengan perasaan
yang membuatnya geleng geleng kepala</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Tidak juga Ibu.. itu hanya
sedikit saran saja .. sebab jika Nur berani mengatakan prestasi prestasi
yang dia raih, Orang lain atau Teman Temannya yang lain tidak bisa
membantahnya, dan bagi Anak anak akan menjadi ajang meraih prestasi yang
positip menjadi daya saing yang bagus Bu...Insya Alloh "</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Kembali ku sentuh tangan Ibunya Nur yang kini sudah nampak lega.</span></span></div>
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Dan Beliau tersenyum kecil menyusut bercak di matanya.</span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> "Ibuuuu.... hayooo Dika mau baca sama Ibu "</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Dika mengintip sambil merengek di balik pintu</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">.</span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">" Iya sayang boleh, Dika baca sama Ibu tapi sebenatar ya Ibu ada Tamu "</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Ku ulurkan tangan meraih Dika , dengan segera dia berlari mendekatiku</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">.</span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Oh iya bu , maaf Saya mengganggu, Saya sudah selesai , makasih banyak
Bu nasehatnya saya benar benar lega tidak ada kemarahan lagi " </span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Ibunya Nur segera berdiri, melihat beberapa Anak ikut mendekat padaku.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Iya ibu sama sama, salam buat Nur, bilang Kami menunggunya di Sekolah
mau Lomba OutBond jadi Nur harus Sekolah biar bisa ikutan lagi.."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Aku mengantar Tamuku sampai pintu dan bersalaman</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">.</span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Akan saya sampaikan bu... terima kasih "</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">"Oh ya Bu... karena Nur tidak putih kalau bisa bedaknya jangan celemotan kalau pagi ya... Nur sudah manis ko tanpa bedak banyak banyak juga "</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Aku sedikit menggoda Beliau </span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">" Aduuhhhh...Ibu saya jadi malu .. iya iya akan Saya perhatikan Bu .."</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Beliau tertawa dengan menutup mulutnya. tak ada emosi sedikit pun di sana, aku benar benar lega.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Jadi Aku tak akan lagi membersihkan wajah mungil Nur yang selalu datang dengan bedak bayi yang belepotan</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> Dan tak sempat mengantar Tamuku sampai gerbang, tangan ku sudah di tarik Dika dan Teman Temannya</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Ku cari Imel dengan mataku di sela menemani Dika baca Iqro, dan Imel
ada di sana di bangkunya asyik dengan mainan yang sepertinya baru di
belinya.senyumnya tetap manis, dengan gigi ompongnya.tak ada</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">sedikitpun gurat cemas di wajah polosnya itu, tak tahu dia gara gara nya temannya pagi ini ga mau masuk sekolah.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> </span></span><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Pekerjaan tambahan di waktu istirahat nanti pikirku.</span></span></div>
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> <br /> <br /> Kanak Kanak yang luar biasa<br /> Masa indah yang tak akan terulang<br /> Setiap momentnya tertulis tanpa bisa terhapus<br /> tertoreh di jiwa yang putih<br /> menjadi pola dasar yang terekam kuat hingga ribuan bahkan jutaan hari berbilang ke depan<br /> Aku <br /> Tanpa bisa terelakkan <br /> Hari ini, ikut menjadi bagian di pola itu.<br /> Semoga menjadi bagian dari pola yang indah buat mereka kelak.</span></span><br />
<span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /> Anakku<br /> Kau lah anak panah itu<br /> Melesat ke masa depan <br /> Masa di mana tak ku tahu akan seperti apa<br /> Namun doaku akan selalu besertamu<br /> Sampai di titik tertinggi di cita anganmu<br /> <br /> Robbi Habli Min ladunka Dzuriyatan Thoyibban...<br /> <br /> Amin.<br /> <br /> <br /> by ; camar putih<br /> rabu, 21312</span></span>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-7149112260627087692012-03-19T17:56:00.001+07:002012-03-23T12:35:45.394+07:00Nyeri<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: lime; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i><br /></i></span></div>
<div class="aboveUnitContent" style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px;">
<div class="tlTxFe">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f671010561b38267320638" style="display: inline;">
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><br />
<div style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Kemanakah larinya bianglala hatiku</i></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic; line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">
<i><div style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i style="line-height: 18px;">senyap sekali ku raba tanpa getaran</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">warna warninya kemarin lalu memberiku hidup</span></i></span></div>
</span></i></span></span></div>
</div>
<div class="tlTxFe">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f671010561b38267320638" style="display: inline;">
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-style: italic; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 18px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 18px;"><i>kini pergi tanpa sisa berkasnya pun tak ada</i></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 18px;">
</span></span></div>
</div>
<div class="tlTxFe">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f671010561b38267320638" style="display: inline;">
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-style: italic; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i><span class="text_exposed_show" style="display: inline;">apa salah yang telah ku buat</span></i></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">
<i><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><div style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="text_exposed_show" style="display: inline; line-height: 18px;">ku rasa cinta yang ku beri</span></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">ke renda dalam lelah ku untai dalam sabar</span></span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">namun pergi jua</span></span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">udara yang ku hirup terasa perih</span></span></i></span></div>
</span></span></i></span></span></div>
</div>
<div class="tlTxFe">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f671010561b38267320638" style="display: inline;">
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-style: italic; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>merata hingga di ujung kaki</i></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">
<i><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">marah dan terluka menguras energiku</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">hingga lunglai</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">denyut nyeri ribuan jarum di kepalaku</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">menghapus semua memory indah</span></i></span></div>
</span></i></span></span></div>
</div>
<div class="tlTxFe">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f671010561b38267320638" style="display: inline;">
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-style: italic; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>berdiri luruh tak mampu tegak</i></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">
<i><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">rebah sesak menyiksa</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">tertawan aku</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">dan ku ikhlaskan</span></i></span></div>
</span></i></span></span></div>
</div>
<div class="tlTxFe">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f671010561b38267320638" style="display: inline;">
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-style: italic; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>berharap semua musnah terhapus nyeri</i></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">
<i><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">kadang hati harus teremas kuat</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">biar yang terikat kuat di dalam</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">menetes keluar meski teriring darah luka</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">by ; camar putih, 19 maret 2012</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">senin 17.10.</span></i></span></div>
</span></i></span></span></div>
<div style="line-height: 18px; text-align: justify;">
</div>
</div>
</div>
<div class="photoUnit clearfix" style="line-height: 14px; margin-bottom: 0px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; position: relative; zoom: 1;">
<a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=294706777269492&set=a.294706747269495.74979.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa8.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F380699_294706777269492_100001905151978_740865_276717392_n.jpg&size=320%2C213&theater" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=294706777269492&set=a.294706747269495.74979.100001905151978&type=1" rel="theater" style="cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden;"></a><br />
<div class="uiScaledImageContainer photoWrap" style="height: 269px; margin-left: 3px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; position: relative; width: 403px;">
<a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=294706777269492&set=a.294706747269495.74979.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa8.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F380699_294706777269492_100001905151978_740865_276717392_n.jpg&size=320%2C213&theater" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=294706777269492&set=a.294706747269495.74979.100001905151978&type=1" rel="theater" style="cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: lime; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i><img alt="" class="img" height="269" src="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/p480x480/380699_294706777269492_100001905151978_740865_276717392_n.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; height: 269px; min-height: 100%; position: relative;" width="403" /></i></span></a></div>
<a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=294706777269492&set=a.294706747269495.74979.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa8.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F380699_294706777269492_100001905151978_740865_276717392_n.jpg&size=320%2C213&theater" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=294706777269492&set=a.294706747269495.74979.100001905151978&type=1" rel="theater" style="cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden;">
</a></div>
<div class="clearfix" style="line-height: 14px; zoom: 1;">
<div class="fbTimelineUFI uiCommentContainer" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; margin-bottom: -12px; margin-left: -12px; margin-top: -12px; padding-top: 3px; position: relative; top: 12px; width: 403px;">
<form action="http://www.facebook.com/ajax/ufi/modify1.php" class="live_294706777269492_131325686911214 commentable_item autoexpand_mode" data-live="{"seq":623347}" method="post" rel="async" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<div class="fbTimelineFeedbackHeader">
<div class="fbTimelineFeedbackActions clearfix" style="background-color: #edeff4; padding-bottom: 5px; padding-left: 13px; padding-right: 13px; padding-top: 5px; zoom: 1;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="UIActionLinks UIActionLinks_bottom" data-ft="{"type":"20"}"><button class="like_link stat_elem as_link" data-ft="{"type":22}" name="like" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: none; background-origin: initial; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; cursor: pointer; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; overflow-x: visible; overflow-y: visible; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; width: auto;" title="Suka item ini" type="submit"><span class="default_message" style="color: lime; display: inline; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>S</i></span></button></span></div>
</div>
</div>
</form>
</div>
</div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-50425457678573720012012-03-10T15:51:00.002+07:002012-03-10T15:51:51.368+07:00<br />
<div class="aboveUnitContent">
<div class="tlTxFe">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f5b15dddd0b45757399733">
Jam Dinding belum juga genap di angka 09.00 malam.<br /> <br />
Namun karena hujan dari sore mengguyur tanpa jeda membuat malam terasa
sudah sepi, tak banyak aktifitas di jalanan sesekali ku dengar suara
motor melaju cepat, tak nyaman berada di luar da<span class="text_exposed_show">lam kondisi cuaca yang dingin dan hujan begini.<br />
Aku sedang malas, suasana hati yang lagi ga mood memperparah rasa
malasku, ku rasakan perutku keroncongan , aku lapar, terakhir makan tadi
siang sebelum dhuhur pulang sekolah, ada perasaan menyesal ingat tadi
siang si Uni nasi padang menawariku nasinya mau setengah atau satu, aku
bilang setengah saja Uni, haduh tahu begini tadi siang nasinya satu
saja.. hehe.<br /> <br /> Biskuit dan kue kering di toples tak menggugah
seleraku beberapa makanan juga masih ada di kulkas masih tapi ingat
dinginnya membuat seleraku terbang, ada telur dan mi instan, ah malas,
ku bilang malas.<br /> Sambil terlentang menatap langit langit kamar, hati
yang sedang melo, perut kosong melilit, hujan, hmmm...kombinasi yang
kumplit untuk cengeng.<br /> <br /> Dan tiba tiba terbersit ingin
bercengkrama denganMu, setengah merajuk menguji keberadaanMU dan kasih
sayangMU yang ku yakini dan ku pelajari sejak aku masih belajar bicara
dan belajar melangkah, ada rasa sungkan yang sangat menjalari hati,tabu,
tidak sopan, iya memang.. sejak pertama aku mengerti pelajaran yang ku
dapat adalah harus memperlakukan Tuhanku, Robbku, Penciptaku, dengan
santun dan penuh hormat, tidak boleh kurang ajar.menghadap Guru saja
kita harus sopan menunduk, takjim, apalagi menghadap Presiden bisa di
penjara kalau tidak sopan , apalagi menghadap dan berbicara dengan Sang
Maha Pencipta Raja dari segala Raja, dosa besar kalau tidak sopan ,
begitulah yang aku tahu dan aku dengar dari Guru ngajiku waktu kecil di
Mushola belakang rumahku.<br /> <br /> Tapi malam ini aku benar benar terusik dan tertantang.karena rasa lapar dan rasa sedih yang sedang menekanku, aku berontak.<br /> Ah masa ... bukankah Maha Raja yang ku sembah Maha Pengasih dan Maha Penyanyang, Maha Lembut, Maha mendengarkan...??<br /> masa sih jutekk..? masa sih garang kaya Satpam Kodim..??<br /> Aku benar benar terusik<br /> dan akhirnya terjadilah sebuah dialog kecilku bersamaNYA dalam rintik gerimis di keremangan malam<br /> <br />
" Ya Alloh, Kau tahu aku lapar, aku mau sekali iniiiiii saja kau buat
keajaiban untukku, katanya jika kita telah berbuat baik lalu meminta
dengan tulus maka KAU akan mengabulkan permohonan dengan cepat,
benarkah...?"<br /> dan ku eja beberapa kebaikan yang telah ku lakukan
yang menurut versiku cukup dapat di andalkan untuk ku jadikan proposal
singkat padaNYA, hihihi... ada geli yang merayapi hati. tapi tak
mengurungkan percakapanku denganNYA.<br /> " Ya Alloh aku mau nasi kotak
lengkap datang tiba tiba ke rumahku, entah dari mana dari siapa dalam
rangka apa , KAU sajalah yang atur, pokoknya aku mau nasi kotak... cepat
dan segera " hatiku berkata penuh rajukkan, tapi ku tutupi mukaku
dengan bantal, bersembunyi.<br /> <br /> Teringat kisah luar biasa sepanjang zaman, Assahabul Kahfi<br /> Makin dalam ku tutup mukaku dengan bantal.<br /> Namun hati tak juga mau tunduk.<br /> <br /> Sejenak berpikir , mungkin jangan nasi kotak , kebagusan , kemewahan terlalu tak mungkin, bisik hatiku menawar.<br />
" Baiklah, begini saja Ya Alloh, tolong aku, bukan kah jam segini
tukang nasi goreng biasa lewat depan rumahku, nah tolong aku , jadikan
keajaibanMU tiba tiba si tukang nasi goreng lewat... Pleaseeeeee...
cepeeettt.. aku lapar...ga minta kok... aku mau beli...pake uangku, jadi
aku pun berkorban tidak murni hadiah " <br /> Hmmm.... ku buka bantal
yang menutup mukaku , ke tajam kan telingaku berharap mendengar sura
katel yang di pukul tukang nasi goreng, mataku terbuka siaga , juga
telingaku, 5 menit....10 menit.. sampai setengah jam berlalu. aku manyun<br /> <br /> "Awas yaa... kalau sampai subuh KAU biarkan aku kelaparan hmmm..."<br /> Tak berani aku meneruskan meski hatiku agak menghangat karena kesel dan lapar.<br /> berguling ke kanan ke kiri... gelisah<br /> Semua gambar masa lalu yang menyakiti tiba tiba seperti film yang terputar otomatis.<br /> Dan air mata jatuh berlinangan sambung menyambung tanpa isak,.<br /> Jam dinding sekarang berhenti di angka 02.00<br /> ku seka mataku yang sembab dan ku balikkan bantalku yang dingin karena basah.<br /> <br />
" Permintaan terakhir Ya Alloh, buat aku tertidur dan terlupa akan rasa
laparku, maka semua akan baik baik saja " bisikku pasrah.<br /> <br /> " Mah bangun"<br />
Anakku membaagunkan aku tepat jam 06.00 pagi. waktu subuhku sudah di
ujung tanduk. dengan terburu buru ku tunaikan 2 rokaat subuhku<br /> <br /> Di Akhir salam, aku tersenyum kecil, tiba tiba hatiku berbisik.<br />
" Tenang lah ten.. kau tak makan semalam tak bakalan mati. masih ada
lebih 5kg kelebihan berat badanmu, lemakmu masih melindungimu."<br /> <br /> Aku tersipu malu.<br /> Terima kasih Ya Alloh yang Maha Pengasih,Kau jaga tubuhku agar lebih langsing. hihihi..<br /> ada sejuk mengalir<br /> Ah<br /> Senang juga berbincang denganMU<br /> Ternyata KAU tak Jutek...<br /> <br />
Yang KAU punya hanyalah Cinta dan Kasih untuk setiap Mahluk tak ada
yang terlewat , meski hanya sehelai daun kuning yang kering DIAlah yang
mengatur kapan jatuh luruh ke bumi.<br /> <br /> Ampuni kekecilanku dalam memaknai.<br /> <br /> "Alloh Maha Pengasih tanpa pilih kasih <br /> Alloh Maha Peyanyang sayangnya tak terbilang<br /> Alloh Maha Tahu tanpa di kasih tahu<br /> Alloh.. Alloh .. La Ilaha Ilalloh...."<br /> <br /> Sebait syair lagu anak anak di sekolah.mengiringiku merenda pagi.<br /> <br /> <br /> <br /> by Camar putih, <br /> banjar 10 maret 2012.</span></div>
</div>
</div>
<div class="photoUnit clearfix">
<a class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=289035627836607&set=a.289035581169945.71358.100001905151978&type=1" rel="theater"><div class="uiScaledImageContainer photoWrap" style="height: 303px;">
<img alt="" class="img" height="240" src="http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/p480x480/431006_289035627836607_100001905151978_723960_699591983_n.jpg" width="320" /></div>
</a></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-4238482858781763132012-03-10T01:02:00.001+07:002012-03-10T23:28:59.195+07:00Gadis Kecil Dalam Kenangan<div style="text-align: justify;">
Aku melihatnya di antara bayangan,<br />
Memantul di jendela kaca seusai hujan, memakai gaun berwarna merah dengan bunga bunga di ujung gaunnya menggantung di atas paha putihnya yang kecil, rambut merahnya di kepang ekor kuda,bergoyang lucu di atas tengkuknya saat dia berlari ,bibir mungilnya merah, pipi montoknya dengan sebentuk lesung pipit kecil juga bersemu merah, dia berlari menuju pintu sesaat teriakkan teman temannya di halaman memanggil namanya mengajaknya main.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Ibu aku main..."</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak sempat Ibunya menjawab, si kecil sudah menghilang di balik pintu, sudah lupa dia baru beberapa menit yang lalu dia pulang main dengan mata penuh air mata, baginya teriakan temannya di halaman mengajaknya main sudah merupakan pelipur hatinya melupakan tragedi yang selalu terulang.dan merupakan permintaan maaf teman temannya tanpa kata.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya tak sempat menahan, berharap dia pulang nanti dengan tawa.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dan, di sinilah Si Gadis kecil itu berada bersama lima anak perempuan sebayanya sedang bermain lompat tali, dia memegang tali mengayunnya dengan semangat, bibir mungilnya tersenyum sangat manis tiba tiba<br />
gedebuk.... salah satu gadis kecil yang sedang melompat di dalam tali jatuh terjerat<br />
"Aduuhh..."<br />
Dengan sorot mata marah si gadis kecil yang terjatuh itu menghampiri si gadis kecil berbaju merah "Mengayun talinya yang beneerrr..!!."<br />
Dengan gemes di cubitnya pipi putih itu. Si gadis kecil berbaju merah meringis menahan sakit, dia tidak mengerti kenapa dia yang di salahkan padahal dia sudah merasa mengayunnya dengan benar, meski begitu dia tak berani protes dia tahu tak ada yang membelanya.<br />
.Dengan menahan sakit sebelah tangannya memegang pipinya sebelah tangannya yang lain mengayun tali, semangatnya hilang sudah, senyum manisnya sirna berganti dengan rasa takut, takut salah yang tidak di mengertinya , takut di cubit pipinya lagi, sakitnya sampai ke hati melukainya lagi dan lagi, andai saja dia boleh menawar jangan cubit di pipi, sebab pipinya montok maka daging yang terjawil cukup tebal sanggup membuatnya meringis lama.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kedua orang tuanya memanggil sayang namanya Atih, usianya kurang lebih 4 tahun , dengan kulit putih dan rambutnya yang kemerahan warisan ayahnya yang dari Manado, membuat Atih jadi yang paling cantik di antara teman sebayanya di sebuah desa kecil di perbatasan Jawa Barat dan Jawa tengah, namun kecantikannya itu tak membuatnya beruntung di sayangi temannya , malah sebaliknya membuat temannya senang mengolok ngolok dan memojokkannya, sebenarnya Atih bukan gadis kecil yang cengeng, dia tahan di olok olok atau pun di jahili asal tetap di ajak main , tetapi jika sudah di cubit di pipi, itu menyakitinya maka dia akan pulang menyerah sepanjang jalan ke rumah dia akan menangis memanggil Ibunya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tidak mudah bagi Atih si gadis kecil berbaju merah itu berada dalam lingkungan di mana hampir semua teman sepermainanya mempunyai kakak ataupun adik lebih dari satu , ya rata rata satu keluarga di karuniai anak lebih dari 5 orang dengan jarak yang cukup dekat antara 2 atau 3 tahun, jadi jika atih berumur 4 tahun maka teman sebayanya mempunyai dua kakak yang berumur sekitar 7 atau pun 9 tahun lebih, cukup kuat untuk gadis kecil usia 4 tahun sebagai tameng jika atih ingin melawan, apalagi jika temannya itu bungsu maka kakaknya akan bertambah banyak dan besar, sedangkan Atih terlahir tunggal , jadilah dia seperti anak ayam kehilangan induknya di medan tempatnya bermain, terbuka tanpa ada yang membelanya.<br />
Atihlah yang akan menjadi kambing hitam jika permainan itu gagal, dia yang kebagian jaga lebih lama dari kesempatan dia main. tak jarang tiba giliran dia main dia di lewat tanpa satu alasan pun.<br />
<br />
Satu-satunya naluri membela dirinya, adalah dengan membawa beberapa makanan dari rumah, dia bagikan ke temannya tanpa dia sendiri kebagian asal dia di ajak main, ya benar dia di ajak main selama makanan itu ada di tangannya, akan kembali lagi ke semula saat makanan Atih habis.kembali menjadi yang terintimidasi.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Hingga menginjak usia sekolah Atih masih berada di dalam lingkarann itu, lingkaran yang menekan hatinya tapi tak mampu di hindarinya sebab dia tak tahu bagaimana caranya, sekalipun dia sudah berusaha menjadi Gadis baik hati seperti nasehat Ibunya tiap kali dia mengadu, jangan dendam, jangan marah nanti malah tidak punya teman, begitu nasehat Ibunya selalu, ingin sebenarnya Atih protes bahwa dia sudah baik tidak benci temannya tapi temannya tetap jahat kepadanya, tapi dia kembali tak bisa menyampaikan isi hatinya kepada Ibunya, otak anak anaknya tidak sanggup menjabarkanya dengan tepat.<br />
<br />
Di rumah dia sangat di kasihi, segala rasa sedih dan marahnya di tumpahlkan di rumah, Ayah dan Ibunya sangat memanjakannya. maklum dia Anak tunggal segala perhatian Ayah Ibunya tumpah padanya .<br />
Di sekolah teman temannya tak ada yang membuatnya nyaman , dia sering menangis di bangkunya karena di ledek teman temannya sebagai anak Jepang karena rambutnya yang merah, dia bukan orang sunda , tapi anak Orang Jepang sang penjajah, yang di buang dari kapal terbang , begitu teman lelakinya meledeknya.</div>
<br />
Ibunya menghibur Gadis kecil yang sangat di sayanginya itu dengan dongeng bahwa bidadari di surga juga rambutnya berwarna emas kemerahan seperti rambutnya, sambil tertidur di pangkuan Ibunya yang mengusap usap sayang rambut nya Atih bisa melupakan kesedihanya meski di ujung matanya masih menggantung bercak bening sisa tangisnya dan dongeng itulah selalu mampu mereda tangis sedih atih.tiap kali dia pulang sekolah dengan mata sembab.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Satu malam bulan purnama penuh, untuk anak anak desa di tahun 70 an , ini adalah waktu main malam hari yang sangat menyenangkan di bawah cahaya bulan yang terang benderang, anak anak kecil berlarian dengan tawa riang, berbagai permainan tergelar di pelataran rumah luas tak berpagar, ada permainan menginjak bayangan, petak umpet, pecle, gatrik, simar, semua begitu ceria dengan permainannya masing2, para Orang tua sebagian duduk duduk di teras sambil memperhatikan keceriaan anak anaknya, begitu pun malam itu, Atih dan teman temannya bermain drama dramaan, dengan judul Cinderella, film yang sedang populer di masa itu di mainkan Ira Maya Sopha<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan mereka di haruskan ganti baju sebelum drama itu, satu persatu teman Atih ganti baju di dalam kurung kain yang di pegangi teman nya bergantian , tiba giliran Atih ganti baju, kurung kain itu di lepas dan teman nya lari sambil tertawa, terbukalah aurat Atih yang sedang jongkok tanpa busana ,hanya memakai celana dalam , meski masih anak anak , hati Atih sangat terluka , di pungutinya bajunya satu satu dengan air mata berlinang dia malu terlebih hatinya luka entah sedalam apa dia tak pernah tahu.<br />
.Atijh tak ikut main drama dramaan hanya duduk di teras dengan mata nanar hingga Ibunya menjemputnya pulang karena malam terlalu larut untuk anak sekecil Atih waktu itu.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Moment itu menjadi sebuah ingatan panjang yang tak terhapus menimbulkan luka hati yang sangat dalam bagi Si Gadis kecil itu, padahal sebenarnya dia sangat menyukai permainan itu terbukti di antara semua teman sepermainanya hanya Atih yang terpilih sebagai pemeran utama di sebuah drama beneran yang di sutradai Guru ngajinya,di kemudian hari. dan dramanya itu sempat menjadi sebuah hiburan yang sangat di minati penduduk di seluruh desanya tak jarang Atih dan grup asuhan Ustadnya mendapat undangan tampil di tempat hajatan, usia Atih sudah sekitar 8 tahun saat itu.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan di grup itulah pertama kalinya Atih merasakan sebuah penerimaan yang membuatnya nyaman dan, di hargai,tak lagi merasa terintimidasi, menjadi bahan olokan, dengan prestasinya itu dia mendapat teman baru, sayang tidak lama sebab kemudian sahabat barunya itu sekeluarga pindah ke Jakarta, dan Atih sangat terpukul sampai tak mau sekolah lagi.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibunya kewalahan , sudah di bujukknya berulang ulang tapi Atih tetap tidak mau kembali ke sekolah karena tak ada sahabat kecilnya di sana, sampai sampai dia minta Ibunya pindah ke Jakarta mencari sahabatnya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ibunya lalu memindahkan Atih ke sekolah baru, kebetulan teman teman nya di sana cukup baik dan menghormatinya, klas 5 dia waktu itu, di semester pertama Atih langsung mendudukli rangking 1, padahal sebelumnya Atih tak pernah secemerlang itu, ternyata intimidasi dari perlakuan teman teman sepermainnanya begitu kuat menekan jiwanya sehingga membuat Atih tak mampu berprestasi.padahal sejatinya dia mampu, begitu lama dia kehilangan waktu yang seharusnya bisa ternikmati dan mampu menyediakan ruang baginya untuk menunjukkan bakatnya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aku melihat bayangan Gadis kecil berbaju merah dengan mata sembab itu kembali, mendekatiku, menyentuhkan tanganya pada tanganku yang menempel di kaca yang berembun karena hujan belum jua usai, dini hari menjelang, bayangan itu merapat masuk dan menghilang di ujung jariku.<br />
<br />
Waktu telah lama berlalu, berganti ulang dengan ribuan moment.<br />
Tak lagi bergaun merah di atas paha, tak lagi berkepang ekor kuda namun aura sedih nya belum juga pudar, Dejapukah hidupku ini...?<br />
Kenapa setiap moment selalu dalam pola yang sama...?<br />
Di persalahkan tanpa tahu mengapa, di hakimi tanpa sempat beralibi<br />
Memberi semua yang ku punya bahkan tak sempat ku nikmati namun tetap saja menjadi yang terabaikan.<br />
<br /></div>
<br />
ya<br />
Gadis kecil bergaun merah itu<br />
Bersembunyi terkurung sedih dalam jiwaku.<br />
<br />
<br />
by ; camar putih<br />
dini hari 10 maret 2012<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-sTUYfiB8u34/T1uBJNeJBPI/AAAAAAAAAGc/JRFyZkzxPx4/s1600/418358_289091367831033_100001905151978_724378_1247895581_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="http://1.bp.blogspot.com/-sTUYfiB8u34/T1uBJNeJBPI/AAAAAAAAAGc/JRFyZkzxPx4/s200/418358_289091367831033_100001905151978_724378_1247895581_n.jpg" width="200" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-75784033797128455102012-03-08T20:56:00.000+07:002012-03-10T14:29:22.697+07:00Rindu buat Ibu<br />
<div class="aboveUnitContent" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px;">
<div class="tlTxFe" style="line-height: 18px;">
<div style="color: #333333; font-size: 13px;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: 11px; line-height: 14px;"></span></div>
<div class="aboveUnitContent" style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px;">
<div class="tlTxFe" style="line-height: 18px;">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f58b963c5d9a3606486021" style="display: inline;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">Lama tak kulihat lagi senyum indahmu</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">yang senantiasa mengembang meski aku sedang terenggut amarah</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;">ingin duduk di bersimpuh di pangkuanmu</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 14px;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;">menikmati hangatnya cinta yang tak bersyarat<br /><br />satu satunya cinta yang tak akan terhianati<br /><br />tak akan terbagi meski terbelah tanah yang terpijak<br /><br />satu satunya cinta yang memberi hidup<br /><br />yang memberi tanpa berhitung<br /><br />yang tak mengenal kata pamrih<br /><br />aku rindu padamu Ibu<br /><br />lama sangat lama rasanya<br /><br />tangan lembutmu tak membelaiku<br /><br />tak kau lihatkah, kini aku seusiamu saat kau pertama<br />memberiku setetes air kehidupan.<br /><br />telah kulakukan apa yang kau dahulu lakukan padaku<br /><br />tapi rinduku tak berkurang padamu Ibu<br /><br />dengan apa kini ku ketuk pintu langit<br /><br />sementara tangan kasihmu tak lagi dapat ku minta mengetuknya demiku<br /><br /><a data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100003055935424" href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100003055935424" style="cursor: pointer; text-decoration: none;">Bu</a><br /><br />dapatkah aku sepertimu kelak<br /><br />di rindu buah hati seperti ku merindumu ??<br /><br />akankah ku dapat untaian doa seindah Al fatihah<br /><br />yang dikirim buah hatiku dengan segenap hati yang mecintamu ?<br /><br />Sepertiku malam ini yang menguntai Al fatihah untukmu bersama linangan air mata rindu.</span></span></span></b></div>
</div>
</div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 14px;">
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287865224620314&set=a.287865094620327.70690.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa1.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F429608_287865224620314_100001905151978_721267_857098302_n.jpg&theater&size=195%2C259" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287865224620314&set=a.287865094620327.70690.100001905151978&type=1" rel="theater" style="color: #3b5998; cursor: pointer; margin-left: 1em; margin-right: 1em; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; text-decoration: none;"><img alt="" class="img" height="352" src="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/p480x480/429608_287865224620314_100001905151978_721267_857098302_n.jpg" style="border-width: 0px; height: 259px; min-height: 100%; position: relative;" width="400" /></a></div>
<div class="photoUnit clearfix" style="margin-bottom: 0px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; zoom: 1;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 14px;"><a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287865224620314&set=a.287865094620327.70690.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa1.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F429608_287865224620314_100001905151978_721267_857098302_n.jpg&theater&size=195%2C259" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287865224620314&set=a.287865094620327.70690.100001905151978&type=1" rel="theater" style="color: #3b5998; cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; text-decoration: none;"></a></span><br />
<div class="uiScaledImageContainer photoWrap uiScaledImageCentered" style="background-color: #f2f2f2; height: 259px; margin-left: 3px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; position: relative; text-align: center; width: 403px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 14px;"></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 14px;"><a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287865224620314&set=a.287865094620327.70690.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa1.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F429608_287865224620314_100001905151978_721267_857098302_n.jpg&theater&size=195%2C259" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287865224620314&set=a.287865094620327.70690.100001905151978&type=1" rel="theater" style="color: #3b5998; cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; text-decoration: none;">
</a></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-size: 11px; line-height: 14px;">
</span><br />
<div style="color: #333333; font-size: 13px;">
</div>
</div>
</div>
<div class="photoUnit clearfix" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; margin-bottom: 0px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; zoom: 1;">
<a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa7.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F416934_287820874624749_100001905151978_721188_660763651_n.jpg&theater&size=259%2C194" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1" rel="theater" style="color: #3b5998; cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; text-decoration: none;"></a><br />
<div class="uiScaledImageContainer photoWrap" style="height: 302px; margin-left: 3px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; position: relative; width: 403px;">
</div>
<a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa7.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F416934_287820874624749_100001905151978_721188_660763651_n.jpg&theater&size=259%2C194" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1" rel="theater" style="color: #3b5998; cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; text-decoration: none;">
</a></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-26307641214480846312012-03-08T20:15:00.000+07:002012-03-08T20:59:41.105+07:00Tersesat<b><br /></b><br />
<div class="aboveUnitContent" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px;">
<div class="tlTxFe" style="line-height: 18px;">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f58b02968c413975215036" style="display: inline;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: white;">Dibayang bayang Fatamorgana<br />
<br />
berharap hidup khusnul khotimah<br />
<br />
berkaca pada bayangan yang memanjang di ambang senja<br />
<br />
<span class="text_exposed_show" style="display: inline;">berdiri di hamparan padang yang tak bertepi<br /><br />berharap sebelum senja tenggelam ada angin datang membawa jawaban<br /><br />ada tempatku berteduh di ujung pandangan<br /><br />berlindung dari dingin malam yang menguliti atau dari binatang lapar yang memangsa<br /><br />di sana ada cahaya yang menghangatiku<br /><br />menemaniku hingga lelap melupa angan yang tak kunjung tiba.<br /><br />namun sepertinya anginpun tak lagi berpihak padaku<br /><br />jangankan kabar yang dia bawa<br /><br />desirnya pun tak sampai<br /><br />aku ingin pulang namun arah kembali tak lagi ku jumpa</span></span></b></div>
</div>
</div>
<div class="photoUnit clearfix" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 14px; margin-bottom: 0px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; zoom: 1;">
<a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa7.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F416934_287820874624749_100001905151978_721188_660763651_n.jpg&theater&size=259%2C194" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1" rel="theater" style="cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; text-decoration: none;"></a><br />
<div class="uiScaledImageContainer photoWrap" style="height: 302px; margin-left: 3px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; position: relative; width: 403px;">
<a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa7.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F416934_287820874624749_100001905151978_721188_660763651_n.jpg&theater&size=259%2C194" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1" rel="theater" style="color: #3b5998; cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; text-decoration: none;"><img alt="" class="img" height="302" src="http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/p480x480/416934_287820874624749_100001905151978_721188_660763651_n.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; height: 302px; min-height: 100%; position: relative;" width="403" /></a></div>
<div style="color: #333333; font-size: 11px;">
<a ajaxify="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1&src=http%3A%2F%2Fa7.sphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc7%2F416934_287820874624749_100001905151978_721188_660763651_n.jpg&theater&size=259%2C194" class="uiScaledThumb photo photoWidth1" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=287820874624749&set=a.287820817958088.70654.100001905151978&type=1" rel="theater" style="color: #3b5998; cursor: pointer; float: left; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; text-decoration: none;">
</a></div>
</div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-53540531978707011312012-03-06T04:21:00.000+07:002012-03-08T21:02:43.951+07:00Amarahmu itu<br />
<div class="mbl notesBlogText clearfix" style="color: white; font-family: 'lucida grande',tahoma,verdana,arial,sans-serif; line-height: 1.5em; margin-bottom: 20px; word-wrap: break-word;">
<div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">telah ku haturkan terima kasih atas budimu</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">putih hatiku meski amarahmu sehitam jelaga</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">tak ku mengerti sebab mula bencimu meluap</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">menghakimiku tanpa alibi</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">mengulitiku tanpa jeda</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">menyakitiku dengan segenap suka</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">kau bentangkan aral di jalanku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">kau tebar racun di tempatku berpijak</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">tak hendak ku tantang amarah bencimu</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">meski lukaku sampai di ujung jari</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">lakukan apapun yang kau mau</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">puaskan bara di hatimu</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">semakin jahat kau lukai aku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">semakin putih langit hatiku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">semakin lembut awan mengajariku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">semakin tulus senyumku meski terhianati tanpa batas</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">hidup tlah memberi tahuku</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">diamlah di sudut sabar saat orang bergerak menyerang</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">hiruplah udara ikhlas saat dada sesak menahan nyeri</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">duniamu juga duniaku berputar adanya</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">tak setetes air pun terloncat keluar lampaui atmosfir</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">sejak adam bermula hingga di batas akhir kelak</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">ku yakini itu . tak ada satupun yang tiada kembali kepada pelakunya</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">hitam putih tak akanlah tertukar</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">apatah pula</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">ada tempat yang DIA janjikan... untuk luka yang terabaikan</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">( untuk anakku : ratih annisa fitrianni.....</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;"><br /></span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small;">laut yang tak bergelombang tak akan menghasilkan pelaut yang tangguh.....</span></li>
</ul>
</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">tetaplah teguh... tersenyumlah.. karena senyummu juara satu..... )</span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin: 0px;">
<span style="font-size: small;">banjar 28o411</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-ynwk5C2j6S0/T1VixdPeixI/AAAAAAAAAGM/S1lYy1FUFWU/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="http://3.bp.blogspot.com/-ynwk5C2j6S0/T1VixdPeixI/AAAAAAAAAGM/S1lYy1FUFWU/s320/images.jpg" width="320" /></a></div>
</div>
</div>
</div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-23079168482738427022012-03-05T16:10:00.002+07:002012-06-28T10:23:06.087+07:00SAAT SEORANG IBU MERINDU<br />
<br />
<div class="clearfix">
<div class="mbs uiHeaderSubTitle lfloat fsm fwn fcg">
saat itu.... pukul 14:57 ·</div>
<div class="mbs uiHeaderSubTitle lfloat fsm fwn fcg">
</div>
<div class="mbs uiHeaderSubTitle lfloat fsm fwn fcg">
<span class="timelineUnitContainer"></span></div>
</div>
"
Pingin cepat sampai rumah, makan perkedel, sambel goreng kentang, nasi
putih dan kerupuk udang, makan bareng mamah, di sini neng ga bisa nemu
makanan seenak masakan mamah di rumah"<br />
<br />
Itu sms terkirim 3
jam yang lalu, sekarang buah hatiku sedang dalam perjalanan pulang,
masih 4 jam lagi dia sampai rumah, betapa bangga dan harunya hatiku ini,
jika si Sulung sudah merengek dan merajuk merindukan masakan Ibunya,
ini tahun ke dua dia jauh dariku, menuntut ilmu demi sebuah harapan masa
depannya di kota Pelajar tempat Bapanya menuntut ilmu juga bertahun
lalu dulu<br />
<br />
.Dan Aku pun sibuk di dapur menyiapkan segala
masakan yang dia pesan, keringatmenitik di luar panas luar biasa, ku
seka dengan punggung tangan, semoga setiap tetesnya menjadi penghapus
segala alpha dan khilafku Ya Robb, bisikku berpamrih.<br />
<br />
Perkedel
sudah matang kuning renyah dan harum, aku lega pasti neng senang
banget, aku tersenyum membayangkan muka anakku yang menahan air liur
seperti biasa jika aku selesai masak dan sudah pasti akan menjadi ajang
rebutan bersama Adiknya nanti, ah.. rindu sekali aku padanya.<br />
<br />
Tak
lama sambel goreng kentang pun siap sudah, nasi putih dan kerupuk udang
ku tata di meja. masih 1 jam lagi Anakku tiba di rumah sms terakhir dia
bilang minta di jemput di Terminal.<br />
<br />
<br />
Tepat 1 jam
kemudian si Sulungku tiba di rumah dengan selamat, setelah mencium
tanganku ku peluk dia ku cium pipinya masih tembem juga, ah tetap yang
tercantik di mataku.<br />
" Laperrrr..." dia membuka tudung saji dan langsung terlonjak gembira<br />
"Asyiikkk.. pesenan neng kumplitt, makasih mamah ..."<br />
dan ku dapat lagi dua ciuman di pipiku darinya<br />
" Eittt... cuci muka cuci tangan ganti baju dulu neng , bau bis ih..."<br />
Aku melarangnya saat tangannya terulur mau menjawil perkedel di atas meja.<br />
"Oh iyaaa...lupa mah.. kaya anak TK ya cuci tangan dan cuci muka ganti baju .. kaya papa "<br />
<br />
dia tertawa menuju kamarnya<br />
"Mah, ini buat mamah .."<br />
Neng kembali ke ruang makan dengan oleh oleh kecil di tanganya, kali ini aku yang berseru gembira<br />
" Waaww.. kalung nya bagus banget neng, obinya juga cantik ... makasihh sayang "<br />
Kali ini aku yang mendaratkan ciuman hangat di pipi anakku<br />
."Murah mah.. cuma habis kurang dari 50 ribu tuh.."<br />
" Mamah ganti uangnya deh nanti ya.."<br />
"Siippp..." dia mengedipkan matanya senang, maklum mahasiswa uang sebesar itu pasti sangat berarti<br />
<br />
.Acara
makan bersama yang di tunggu pun tiba, Bapanya, juga Adit anak
tengahku, si bungsu Papa, ikut meramaikan meja makan.dan benar benar
terbayar lunas semua payahku berkutat di dapur tadi,semua makan dengan
lahap, hanya sambel goreng kentang dan kerupuk yang tersisa karena
memang ku buat banyak, Neng suka sambal goreng kentang itu di hangatkan
besok paginya, dan kami namakan dongdo<br />
<br />
."Kenapa makanan di sana ga ada yang seenak di sini ya Mah..??"<br />
Sambil membereskan piring kotor Neng bertanya, di mulutnya terselip sepotong kerupuk udang.<br />
<br />
"Mungkin yang Neng beli makanan yang murahan, coba yang di restoran mahal pasti enak Neng"<br />
Kataku , tak urung rasa bangga bercampur haru kembali memenuhi rongga dadaku sungguh indah terasa<br />
."Ya
Mamah.. kalau temen Neng ulang tahun kan biasanya perbaikkan gizi jadi
milih makanan atau restoran yang agak mahalan gitu, ah tetap saja kalah
sama masakan Mamah.."<br />
<br />
Sambil mencuci piring berdua, aku
mencoba rendah hati meski rasanya mau teriak saking senang di puji habis
habisan begitu sama Anakku.<br />
<br />
"Mungkin karena , makanan
yang pertama Neng makan waktu masih bayi juga makanan yang bertahun
tahun masuk ke perut Neng kebanyakkan bikinan Mamah, jadi perut Neng
sudah kenal dan terkondisi dengan rasa masakan Mamah .."<br />
Air menciprat di bajuku saat ku basuh piring kotor di kran.<br />
<br />
" Ya enaklah Neng, di sini kan makan nya gratis, ga usah bayar.."<br />
Adit meledek kakaknya<br />
Neng mendelik<br />
<br />
"Nanti kalau kamu sudah kuliah baru tau rasa Dit.."<br />
"
Iya benar Neng, Bapa di Jakarta pun sama , bukan tentang mahal murahnya
harga makanan. tetap saja enak makanan di rumah." Bapanya ikut
menimpali.<br />
Wah.. tak tahan aku dengan rasa bangga dan haru yang makin membuncah tak tertampung lagi<br />
.Senangnya di rindui mereka, rasanya aku mau masak terus apapun yang mereka mau hehehe.<br />
<br />
"Kata
orang masakan akan terpengaruh oleh perasaan hati si pemasak, jika si
pemasak memasak dengan hati riang gembira maka masakannya akan enak, dan
sebaliknya jika si pemasak memasak dengan hati murung apalagi sambil ga
rela bersungut sungut masakannya pun akan kurang enak."<br />
<br />
Kembali
aku berusaha bijaksana mereda bahagia."Dan bumbu penyedap yang tak akan
di temui di restoran manapun adalah bumbu bernama Cinta,Cinta seorang
Ibu terhadap anak anaknya, yang selalu khawatir perut anaknya kosong tak
terisi dan lega jika ingat perut anaknya sudah terisi lengkap,apalagi
jika bumbu Rindu di ikut sertakan, Insya Alloh tak akan terkalahkan
deh.."<br />
<br />
" Sama Suaminya berlaku tidak ...?"<br />
Suamiku tak mau kalah khawatir tak terlibat<br />
Aku tersipu tak menjawab<br />
."Mamah memang is the best..."<br />
Neng mengacungkan jempolnya sambil tertawa<br />
<br />
."Besok Neng mau cumi asam manis, udang tepung sama spagethi..boleh Mah ??" mata bulatnya menggodaku<br />
."Siap ..." Aku membusungkan dada<br />
.Dan semua berteriak kegirangan<br />
.Anggaran bulanan melebar terbersit saat ku eja ulang di hati, udang dan cumi .?? hahahha<br />
<br />
Harga, bukan lagi tentang uang jika itu sudah bicara tentang Cinta dan Rindu<br />
Untuk Cinta dan Rindu kalian padaku ku bayar berapapun<br />
Agar Cinta dan Rinduku pada kalian tak bertepuk sebelah tangan ku lakukan apapun.<br />
<br />
Andai saja bisa ku beri tahu padamu Anakku<br />
betapa Aku merindukanmu setiap hari, setiap saat selesai masak ingin kau pun turut mencicipinya<br />
<br />
<br />
.Jika bukan demi masa depanmu yang tak bisa ku gelar tertata tanganku untukmu<br />
maka tak akan ku biarkan satu pun Anak Anakku terlepas jauh dari jangkauan tanganku.<br />
<br />
Aku merindukanmu Anakku<br />
Sejak tendangan pertamamu di rahimku, tak berubah hingga di hari ini.<br />
<br />
With love,for my lovely daughter : Ratih Annisa Fitrianni<br />
<br />
camar putih, banjar 5 maret 2012.<br />
<span class="photo_right"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/418903_259873377419499_100001905151978_658534_1787975547_a.jpg" /></span>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-88081556227098884932012-03-01T23:48:00.001+07:002012-06-28T10:23:36.163+07:00AL MUSHOWWIR<br />
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}">
<span style="font-size: small;"><span class="messageBody">Ya Alloh Ya Robb.. Engkaulah Al Mushowwir<br /> Engkaulah yang memberi rupa<br /> berilah kami kekuatan untuk tetap Istiqomah<br /> dalam mencurahkan cinta dan da'wah<br /> bersama orang orang yang satu visi dan misi<br /><span class="text_exposed_show"> kumpulkanlah kami olehMU<br /> seperti ikatan sapu lidi terikat kuat<br /> melangkah bersama, saling menguatkan<br /> di sini<br /> di ladang yang Kau sediakan untuk kami<br /> ladang yang kering dan terabaikan<br /> ini tanganku dua terentang lebar<br /> ini kakiku dua tak mengenal lelah dalam melangkah<br /> lillahi ta'ala<br /> RidhoMU pelabuhan terakhir kami.<br /> <br /> Amin.</span></span></span></h6>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-MuAcJ_vpcx0/T1AMYhhJyII/AAAAAAAAAGE/cfgVr_rFW-E/s1600/dsc_5627.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-MuAcJ_vpcx0/T1AMYhhJyII/AAAAAAAAAGE/cfgVr_rFW-E/s1600/dsc_5627.jpg" /></a></div>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}">
<span style="font-size: small;"><span class="messageBody"><span class="text_exposed_show"> </span></span></span></h6>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-57277645295117801692012-03-01T23:44:00.001+07:002012-06-28T10:09:31.389+07:00SEPENGGAL CATATAN UNTUK PARA AKHINYA KHOTUN<span style="color: magenta;"><br /></span><br />
<span style="color: magenta;"><br /></span><br />
<div class="clearfix">
<div class="mbs uiHeaderSubTitle lfloat fsm fwn fcg">
oleh <a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100001905151978">Teni Sri Aryani</a><br />
pada 1 Maret 2012 pukul 21:35 ·<span class="timelineUnitContainer"></span><br />
<br /></div>
</div>
"
Punya Khotunnnn... punya Khotuunnn.."<br />
Dengan menjerit jerit bungsunya
Ummi meminta kalung mainnanya yang iseng di pake akhinya.<br />
" Tuh kan
kalau di pake orang baru saja di minta, kalau ngga ya di biarin saja ga
di rawat..."<br />
Akhinya menasehati sambil membuka kalungnya dan
memberikannya kepada adik satu satunya perempuan di keluarganya yang
pasti sangat di sayanginya itu.<br />
<br />
Wahai akhi,<br />
Moment kecil itu tak
bisa ku lupa.<br />
Menjadi titik tolak semangat yang tak bisa ku redam lagi,.<br />
Kau benar Akhi, sesuatu yang kita punya akan terlihat menarik saat sudah
menjadi milik orang lain , saat berada di tangan kita, terasa tak
berguna dan kita abaikan.<br />
.Ingin rasanya duduk bersama dengan kalian
bertiga, para mujahid muda, barisan pemegang panji kebanggaan Ummi dan Abimu. ingin bertukar cerita, cita cita, cinta atau pun keluh dan kesah
jika itu tersimpan tak terdengar<br />
<br />
.Satu hal ingin ku sampaikan padamu<br />
Di
tangan kalian tersimpan mutiara yang masih berlumpur, bernama yayasan
Al Kasysyaf.<br />
Jelang 18 tahun usianya sungguh bukan waktu yang singkat
untuk sebuah perjuangan yang di mulai dari satu langkah kecil Ummimu, di
sela sela waktu merawat dan membesarkan kalian, dengan segala
keterbatasan yang ada, Ummi kalian merangkak, merajut ibadah dari waktu
ke waktu bukan hal yang mudah, dengan prioritas mengabdi pada suami dan
anak anak Ummi mu terus merajut perjuangan tanpa mengeluh, mungkin ada
waktu yang tercuri darimu tanpa terasa namun itu tak mengurangi cintanya
untuk kalian semua.<br />
<br />
Wahai Akhi,<br />
Kini kalian sudah mampu berdiri
dengan tegak dan berlari menggantung cita cita menjadi yang terbaik.dan
seiring waktu Ummimu melemah tenaga dan semangatnya.<br />
<br />
Mutiara itu masih berlumur lumpur, menunggu tanganmu untuk berkreasi<br />
Mutiara
itu milik kalian, jika tak kau perlalkukan dengan baik maka sia sia lah
perjuangan bertahun lamanya hasil keringat seorang perempuan sederhana
tempat kalian menyusu mencari daya hidup di usia pertamamu.<br />
<br />
Wahai akhi,<br />
Ayo bangun, buka matamu, jangan pergi keluar rumah mencari sumur penghidupan ditanah orang lain<br />
Sementara telah tersedia mata air yang jernih di ladangmu, kembali, tengok dan rawatlah mata air itu<br />
dengan
segenap cinta , semangat, dan kepedulianmu yang tertinggi, percayalah
sesuatu apapun itu jika kau rawat dengan sepenuh hati maka akan tumbuh
sempurna,tak apa melihat sumur dengan kebun yang subur milik orang lain
lalu tekadkan kita pun bisa.tak ada satu pun di dunia ini yang di dapat
tanpa mengalami sebuah proses.<br />
<br />
Wahai akhi,<br />
Ayo berhenti menebar benih harapan di luar ladangmu.<br />
Kembalillah
jadikan ladangmu menjadi batu pelontar untuk meraih cita
citamuKembalilah jadikan ladangmu menjadi titian tangga tercepat untuk
menjadi apa yang kau ingini.<br />
<br />
Kerja cerdas dan tepat ,Akhi..<br />
Sadarilah Akhi , sejak pertama kau lahir sudah terpatri jabatan tertinggi itu di pundakmu<br />
Kau adalah pemilik sebuah Yasasan, kau adalah seorang Kepala sekolah Akhi.<br />
lalu
kenapa hari harimu kau habiskan untuk mengabdi ditempat asing,?<br />
Kau
dedikasikan ilmu, semangat , tenaga dan cintamu yang Kepala sekolahnya
bukan dirimu..?<br />
Yang sekolahnya bukan milikmu..?<br />
Yang tak kau dapat
apresiasi sesuai kreatifitasmu... kenapa Akhi apa yang kau kejar...??<br />
Sementara
sungguh sekolahmu menunggumu, jangan tergiur berdiri di antrian demi
mendapat sesuatu yang di miliki orang lain bernama PNS.<br />
<br />
Akhi ...<br />
Jadikan
Sekolahmu besar dan bernama.<br />
Berkualitas. maka apapun yang di dapat
seorang PNS maka akan kau dapat bahkan berlipat dari itu, percaya padaku Akhi..!!Tanpa harus mengorbankan idealismu, di sini rumahmu sendiri
idealismu tertampung dengan baik sebab kau pemiliknya apapun itu pasti
demi kebaikkan milikmu, namun di luar sana tempat yang kau kejar,
idealismu, cita citamu, bahkan aqidah akhlakmu di pertaruhkan , sebab di
luar sana bukan tentangmu tapi tentang mereka , tentang sebuah gurita
yang tak akan bisa kau putus di mana akar di mana pucuk.<br />
<br />
Wahai Akhi<br />
Mana yang akan kau pilih mobil mewah berplat merah ataukah mobil
yang sama mewahnya dengan plat hitam...??<br />
Mana yang akan kau pilih
penghormatan atasmu hanya terbatas masa jabatan , ataukah penghormatan
yang tulus sepanjang usiamu..?<br />
Ingin menjadi pemimpin nomor 1, mulailah
menjadi pemimpin yang hebat di rumahmu.<br />
Hitunglah usia Anak Anak di
Yasasan kita 10 tahun kedepan merekalh pemuda itu, jadikan mereka
pendukungmu yang tangguh tak terbeli sebab tangan dan keringatmulah yang
menemani mereka tumbuh, ada pola pikirmu di cara pandang mereka. dan
mereka terus bertambah dan bertumbuh .<br />
.<br />
Maka berapa ratus jumlahnya hingga puluhan tahun kedepan ..?<br />
bayangkan Akhi<br />
Gelombang yang kau ingini datang dari rumahmu<br />
Dengan
lembut mengantarmu ke puncak.<br />
<br />
Wahai akhi<br />
Kesempatan tidak datang dua kali,.<br />
Sehebat apapun ide hanya akan menjadi catatan usang<br />
jika tak di awali langkah pertama , langkah pertama lah yang terhebat<br />
<br />
Bulatkan tekad<br />
fokus
dan konsentrasi di satu niat rapatkan barisan<br />
<br />
Tutuplah semua pintu
menuju keluaryakin bahwa semua bermula dari sini, dari rumahmu.<br />
<br />
Wahai
akhi.<br />
satu hal<br />
<br />
Percayalah.<br />
<br />
bahwa semua pasti B I S A.<br />
<br />
Bersamamu : Fahd Leopard<br />
<br />
Ali Ahyar<br />
<br />
Ammar abdul Jabbar<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
by : camar putih, banjar.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-_7DtIJSqTMc/T1AL5PjQAJI/AAAAAAAAAF8/xPqt0niIahE/s1600/foto+macro+capung+juara+kontes+foto+national+geographic+2011.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-_7DtIJSqTMc/T1AL5PjQAJI/AAAAAAAAAF8/xPqt0niIahE/s1600/foto+macro+capung+juara+kontes+foto+national+geographic+2011.jpg" /></a></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-48354425981753480372012-02-29T23:27:00.000+07:002012-03-08T06:06:15.547+07:00Sepotong Cerita Buat Teman<br />
<br />
Hai teman hari ini aku mau cerita...sini gabung denganku<br />
<br />
Konon,
pintu Surga sudah terbuka , seorang Ibu yang baik hati dan ahli ibadah
siap melangkah melewati pintu surga, tiba tiba Malaikat penjaga pintu
Neraka menghentikannya dan berkata dengan keras <br />
<br />
" Ibu tidak berhak masuk Surga !" lalu Malaikat Penjaga pintu Surga bertanya<br />
<br />
"Apakah sebabnya, bukankah ibu ini ahli ibadah..?"<br />
<br />
"bagaimana mungk<span class="text_exposed_show">in
seorang ibu masuk Surga sementara anaknya terpanggang api
neraka..?"</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /></span><br />
<span class="text_exposed_show">Malaikat penjaga pintu neraka berkata dengan garang, lalu
Malaikat penjaga pintu surga pun bertanya pada si Ibu ahli ibadah itu</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> " Apakah ibu tidak pernah mendidik, mengajak, menegur anak Ibu agar mau beribadah sebaik Ibu..?"</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br />Si Ibu ahli ibadah terpekur, dengan lirih menjawab</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> "Sudah.." lMalaikat penjaga pintu Neraka menukas dengan cepat</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> "dia tidak bersungguh sungguh mendidik anaknya !"</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> dan Malaikat penjaga pintu Sorga pun bertanya lagi pada si Ibu</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> " Benarkah demikian ? apa alasanmu ?" si Ibu dengan tertunduk menjawab</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br />
" benar, sebab aku sangat mencintai anakku, aku takut anakku marah dan
tersinggung jika aku memaksanya melaksanakan kewajiban kewajibannya "</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br />
mendengar jawaban si ibu ahli ibadah itu, Malaikat penjaga pintu Surga
dengan berat hati menyerahkan si ibu kepada Malaikat penjaga pintu
neraka.<br /> <br /> Hai teman, aku sedih atas nasib si ibu itu, ternyata
cinta yang berlebihan dapat menghantarkan seseorang masuk neraka, cinta
putih seorang ibu sekalipun.</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /></span><br />
<span class="text_exposed_show">Demikian juga cinta seorang suami terhadap
istrinya, cinta seorang pemimpin atas yang di pimpinnya,hidup kita ini
hanya bersilangan di dua hal yaitu antara Hak dan Kewajiban.</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /></span><br />
<span class="text_exposed_show"> Dan kewajiban kita atas tanggung jawab kita lebih utama dari hak, bahkan
dari hati kita sendiri, hati seorang suami yang lembut dan penuh kasih
terhadap istrinya tidak lantas menggugurkan kewajibannya untuk mendidik
si istri agar menjadi ahli sorga, jangan sampai kelembutan nya adalah
kelemahannya yang akan membawa nya ke Neraka karena lalai mendidik istri
untuk melaksanakan kewajibanya.</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /></span><br />
<span class="text_exposed_show">Kewajban seorang istri terhadap Alloh
SWT dan kewajiban memenuhi hak suami, melayani, mengabdi, merawat anak
anaknya, merawat rumahnya, memelihara orang tua dan saudara2nya,mengurus
dirinya sendiri agar selalu dapat menyenangkan suami, mengenali apa
yang membuat suaminya senang dan bahagia dan apa yang membuat suaminya
marah dan sedih.</span><br />
<span class="text_exposed_show"> Tak ada kewajiban si istri untuk mencari nafkah,jika
seorang istri lelah dan cape pastikan bahwa lelah dan capenya adalah
untuk melayani suami, sesuatu yang akan membuat pintu Surga terbuka di
semua arah...Subhanalloh .</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /></span><br />
<span class="text_exposed_show">.Sesungguhnya Alloh SWT maha adil tak satu pun
tetes keringat yang tak terbalas..Amin.<br /> <br /> makasih teman sudah mau baca ceritaku.</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br />Dan untukmu</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> Wahai para Suami</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> Ajari kami istri istrimu menemukan jalan agar pintu Surga terbuka untuk kami..<br /> meski harus bersikaplah tegas agar kami patuh padamu sebab patuh padamu adalah baik untuk kami.<br /> <br /> love you for my husband, ever and ever....</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /></span><br />
<span class="text_exposed_show">by camar putih </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-ttf8SdGoAeA/T07cXGVr06I/AAAAAAAAAE0/4hu-KsVusVU/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-ttf8SdGoAeA/T07cXGVr06I/AAAAAAAAAE0/4hu-KsVusVU/s1600/images.jpg" /></a></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-47662194919748341352012-02-29T23:24:00.001+07:002012-03-06T04:14:02.196+07:00Mengintip....<br />
Pada suatu saat dirumah sahabat<br />
<br />
<br />
"Sttttt...aduuhhh jangan berisik dong ahh " aku menyikut pinggang dua
sahabatku yang tak mau diam ada emosi tertahan di wajah mereka.<br />
<br />
" Aduuhhh kakiku.. jangan di injek dong iihhh.." aku meringis
kesakitan saat mereka merangsek ke depan mendesakku ke jendela, mereka
tak peduli seakan ga mendengarkan jeritanku mata mereka tegang sambil
terus mengintip di balik jendela.<br />
<br />
Tadinya hari ini kami be<span class="text_exposed_show">rempat
akan mengunjungi sahabatku yang melahirkan, namun sampai di rumah
sahabatku yang ini sebelum kami mengetuk pintu terdengar suara keras
penuh emosi dari dalam rumah , tak tahan sepakatlah kami untuk mengintip
.. hihihi<br /> <br /> " Aku tidak terimaaa..!! kurang apa aku ini ..?! kau
keterlaluan..!! " itu suara sahabatku, dia menangis sepertinya, aku
tidak bisa melihat dengan jelas soalnya kepalaku ketekuk sikut sahabatku
yang rese ini. uuhh.<br /> <br /> "katamu kurang apa ? ini tahun ke 9 kita
menikah, aku sudah tak tahan dengan sikapmu ! aku pulang kerja tak ada
makanan yang bisa ku makan padahal perutku lapar..! pernahkah kau
siapkan baju untukku kerja , pernahkah kau peduli padaku , mengurusku
..??!!, mengertikah kau apa yang sebenarnya aku mau..?!kau pintar sekali
minta tolong ini tolong itu..kau tak peduli aku lelah bekerja, rumah
berantakkan kau tak peduli, aku sudah mengalah bertahun tahun aku terima
dan bersabar, tapi aku sudah tak tahan lagi aku muaakk..!!! "<br /> <br />
aku terkejut dengan suara tinggi yang melengking seperti putus asa itu
selama ini aku mengenal suami sahabatku ini sebagai suami yang pendiam,
kami terpaku dada ku berdegup kencang.<br /> <br /> "Aku bekerja, aku
cape,kenapa hanya gara gara sepele seperti itu kau menghianatiku, kau
menikah dengan perempuan yang tidak selevel kau menghinaku, dia hanya
tukang nasi mas dia janda, kalau kau menikah lagi dengan orang yang
lebih muda lebih cantik aku mungkin bisa mengerti , tapi ini.. aku bisa
gila mas..!"suara sahabatku terdengar parau tak kalah getir dan putus
asanya suara itu dengan suara suaminya .<br /> <br /> "Dengar ya nyonya
cantik, dia memang cuma janda, cuma tukang nasi, kamu tahu, dia yang
bertahun tahun melayaniku , dia tahu makanan kesukaanku, dia tahu jam
berapa aku lapar,dia tahu jam berapa aku datang, sampai seberapa penuh
isi piringku yang biasa ku habiskan dia tahu, dia selalu tersenyum saat
aku datang melayaniku tanpa aku minta,padahal aku hanya membayar sesuai
yang ku makan tak lebih ..!! tidak aku beri status sebagai nyonya
Darmawan yang terhormat, tidak aku beri gajiku tiap bulan, tidak ku
jamin hidupnya lewat pensiunku saat aku meninggal nanti, ke mana kau
saat aku lapar..?!! bukankah kau yang menyuruhku mencari makan di luar
hah...??!! saat ku minta kau masak di rumah kau bilang cape lah , kau
bilang malas lah, aku muak...!!"<br /> lututku gemetar mendengar suara
yang melengking tinggi seperti suara auman srigala yang bertahun tahun
di kurung di dalam gua, dingin kaki dan tanganku, bertiga kami pucat
pasi sungguh di luar dugaan suami sahabatku menikah lagi dengan tukang
nasi..!!ku lirik mobil mewah yang terpakir di garasi.<br /> <br /> " Aku ga sanggup mas....!! ceraikan aku ..!! aku tidak mau di madu.!!."<br /> terdengar suara sahabatku menjerit jerit, tangisnya melolong pilu di telingaku<br /> <br />
"Baik, aku ceraikan kau !!" bruuggg...!! suara pintu berdebam keras,
seperti bom rasanya di telingaku, dan kami masih terpaku saat mas
Darmawan keluar dan terbeliak melihat kami matanya merah, marah, lelah
dan putus asa.<br /> <br /> kami terpaku dengan mulut menggangga.. !!</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-6Ar7hdNpjzY/T07dCPBaNOI/AAAAAAAAAE8/2tbGllxrTkw/s1600/2vkjcjr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-6Ar7hdNpjzY/T07dCPBaNOI/AAAAAAAAAE8/2tbGllxrTkw/s1600/2vkjcjr.jpg" /></a></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-67077005672395829272012-02-29T23:21:00.002+07:002012-03-06T04:18:37.149+07:00Dia adalah... Waktu.<br />
<br />
Terdengar suara mobil memasuki garasi, jam pulang kantor memang sudah 3 jam terlewati, sudah masuk waktu maghrib.<br />
<br />
" Biiiiiiiiii......." tergopoh gopoh si bibi berusia 50 tahun itu
membukakan garasi si bibi sudah hapal banget teriakkan
nyonyanya,tangannya masih berlepotan busa sabun sepertinya sedang
mencuci piring dia.<br />
<br />
"Assalamualaikum Tuan..." ucapan rutin si bibi sambil membawakan tas tuannya<br />
<span class="text_exposed_show">"Waalaikum salam bi....." si tuan membalas sambil tersenyum, raut kelelahan nampak jelas di mukanya.<br /> <br />
"Pulang telat pah ? " si istri menoleh sebentar lalu asyik dengan acara
tv yang sedang di ikutinya.si tuan mengangguk tanpa suara.dan si tun pun masuk kamar .<br /> " Biiiiiiiii......." si nyonya kembali teriak, dan si bibi sudah hapal betul teriakkan kali ini makna suruhannya berbeda<br /> " ya nyah " dan dengan sigap si bibi menyiapkan makan sore buat si tuan<br /> <br />
5 tahun berlalu, 10 tahun berlalu.si bibi sudah kembali ke kampungnya
karena tubuh rentanya tidak sanggup lagi mengabdi pada tuan dan
nyonyanya.<br /> dan<br /> " biii...." si tuan memanggil si bibi sepertinya
si tuan tidak bisa menyadari bahwa si bibi sudah tidak di rumahnya
lagi,si nyonya dengan muka sedih mengingatkan suaminya<br /> <br /> "ini aku
pah, sudah 5 tahun ko ga sadar sadar, sekarang aku yang melayanimu"
jawab si istri sambil meraih tas kantor suaminya, mereka masuk dan
menghampiri meja makan, kembali si tuan berteriak<br /> <br /> "biiiii...." tak ada rona bingung di wajah suaminya, merasa pasti dengan alam sadarnya<br /> si istri jatuh terduduk, air bening meluncur dari kedua belah pipinya yang tak lagi muda lelah dan sedih terbayang jelas<br /> <br />
"maafkan aku suamiku, seandainya dulu aku yang selalu melayanimu kau
tak akan terikat seperti ini " sambil menghapus air matanya yang terus
mengalir si istri teringat pesan dokter yang memberi terapi suaminya.<br />
bahwa sebenarnya tahun tahun sewaktu dia di layani si bibi , si suami
marah dan kecewa sama istrinya karena selalu yang merawat dan
menyediakan segala kebutuhannya itu pembantunya, namun dia bukan type
pemarah hingga energi marahnya tersimpan di bawah sadarnya, dan menjadi
daya tolak akan keberadaan istrinya sekarang.<br /> <br /> ada satu yang tak bisa kembali meski di beli dengan materi sepenuh bumi<br /> dia adalah WAKTU.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-uFEiXQk1gdM/T07eTnDmAGI/AAAAAAAAAFE/3LfmqDxBP0A/s1600/Creative-hours-clock-alarms+-04.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="282" src="http://2.bp.blogspot.com/-uFEiXQk1gdM/T07eTnDmAGI/AAAAAAAAAFE/3LfmqDxBP0A/s320/Creative-hours-clock-alarms+-04.jpg" width="320" /></a></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-44187409657371362632012-02-29T23:20:00.000+07:002012-06-28T10:20:09.025+07:00TANGIS SANG JUARA<br />
<br />
Selasa 28 Pebruari<br />
<br />
Tiba juga hari ini.<br />
Dengan semangat penuh kami tiba
di tempat perlombaan OPEN HOUSE Uswatun Hasanah.<br />
Meski jam belum genap
di angka 08.00 namun peserta sudah memenuhi tempat di laksanakannya
lomba, semua baik itu peserta, guru pendamping, orang tua murid terlebih
tuan rumah terlihat sangat antusias, tempat lomba terlihat semarak,
Panitya benar benar mempersiapkannya dengan baik<br />
<br />
.Papa si kecilku juga
terlihat senang, meski tidak mengikuti lomba namun dia terlihat riang
karena berkumpul dengan teman temannya di tempat baru, dia tidak rewel
Ibunya sibuk mengurus teman temannya yang mengikuti lomba, ada 3 cabang
yang di perlombakan untuk tingkat TK dan RA seKota Banjar, yaitu Gerak
dan Lagu, Ketangkasan, dan Bermain Angka atau Matematika.<br />
<br />
Waktu
lomba di mulai jam 08.00 tepat,.<br />
Di bagi di tiga tempat sesuai mata
lomba, peserta yang mengikuti mata lomba Bermain Angka tidak di
perkenankan di dampingi baik oleh guru pendamping atau pun orang tua ,
demikian juga dengan mata lomba Ketangkasan, anak anak hanya di temani
Panitya saja<br />
<br />
.Dengan nomor peserta 20 untuk semua mata lomba membuat kami
tidak tergesa gesa, semua anak di pastikan sudah sarapan, membawa bekal
air minum dan uang tidak boleh lebih dari 2000 rupiah sekedar ingin
jajan, agar anak tidak terpecah konsentrasinya oleh jajanan, karena
pihak sekolah mengadakan Market Day jadi begitu banyak makanan kecil
kesukaan anak anak yang tersedia di tengah tengah tempat lomba
berhadapan dengan panggung utama yang cukup luas.<br />
<br />
Anak anak yang
mengikuti perlombaan Gerak dan Lagu mulai ganti kostum, sedikit di poles
bedak dan seulas lipstik sekedar agar anak anak tidak terlihat pucat,
kostum yang di gunakan sederhana saja baju terbaik yang mereka punya
bebas warnanya, kerudung kecil mereka di tutup dengan topi bundar khas
anak anak karena temanya wisata dengan lagu Becak Becak karangan Ibu
Sud.<br />
<br />
Aihhh.... Anak anakku terlihat cantik cantik dan cakep cakep,
lucunya, namun tetap khas anak anak natural tidak bermake up
tebal.Menunggu giliran,setelah selesai bermake up Anak anak terlihat
tidak sabar , mereka mulai bergoyang mengikuti alunan musik yang sudah
mereka hapal dengan baik, Aku bersama Bu Wati dan Orang Tua Murid
tersenyum geli melihat mereka.<br />
<br />
Tiba giliran Mereka naik panggung...<br />
Wahhhh mendapat tepuk tangan yang meriah dari penonton dan Dewan Juri,
hari yang mulai terik panas menyengatpun tidak lagi terasa .bukan main
kami gembira melihat penampilan mereka, terbayang jerih payah saat
melatihnya hari ini berbuah manis , dan kami optimis.<br />
<br />
Selesai
lomba Gerak dan lagu tampil kami memberilkan suntikan semangat untuk
anak anak di mata lomba Ketangkasan.<br />
Subhanalloh... semangatnya mereka
meski hari begitu panas di jelang tengah hari, tidak terlihat sedikit
pun rasa lelah di wajah mereka.dan Aku pun bertepuk tangan sambil
berteriak teriak .. ayooo.... ayoooo... horeeeeee.. hingga sampai di garis finish.<br />
<br />
.Menjelang Dhuhur
selesai sudah semua lomba yang di adakan serentak itu, kami beristirahat
sambil menunggu pengumuman, berbincang bincangkami di pelataran teras.<br />
<br />
"
Ibuuu....Dika dapat Piala itu ga bu..."<br />
seperti biasa Dika menarik
ujung gaunku sambil menunjuk deretan Piala dan hadiah hadiah di samping
pagung.<br />
" Insya Alloh dapat sayang..." Aku menentramkan<br />
"
Ibuuu... kalau dapat, Piala nya boleh di bawa pulang ya...?"<br />
Restin
mendekatiku matanya penuh dengan harapan<br />
" Tentu saja..."<br />
Aku menjawil
pipinya yang cabi.<br />
<br />
Akhirnya pengumuman yang kami tunggu pun tiba ,.<br />
Dengan
dada berdebar kami mendengarkan dengan harap harap cemas, mulai dari
juara harapan mata lomba Bermain Angka, 3 juara harapan , kamu luput tak
terpanggil, akhirnya mulai dari juara 3, ku lihat bu tuti mengibaskan
tangannya ku artikan bahwa kita tak akan dapat, namun tiba tiba<br />
<br />
"
Juara 3 untuk mata lomba bermain angka di raih oleh RA Al
Kasysyaf..Ananda Yazid Abdul Hakim..."<br />
" Alhamdulillaaaahhhh...!!."<br />
Kami
berteriak serempak ... lalu dengan semangat dan tawa mencari cari
Yazid<br />
" Yaziiddddd... kamu menang nak.. hebattt..."<br />
Kami memeluknya
dengan gembira<br />
"Ayooo ke panggung di temani Bu Tuti.."<br />
Tak putusnya ucapan Alhamdulillah dari mulut kami semua di iringi senyum bahagia<br />
.<br />
Kemudian
pengumuman mata lomba ketangkasan untuk anak laki laki, dari 3 juara
harapan hingga 3 juaranya tak satupun kami dapat, hingga pengumuman
ketangkasan anak putri di nomor urt juara 2 tak satu pun yang lolos kami
sudah pasrah lumayan sudah dapat Piala 1, dengan senyuman yang belum
terhapus kami menghibur diri.<br />
<br />
"Juara pertama lomba ketangkasan putri di raih oleh nomor pesertaa..... 20 dari RA Al Kasysyaf...."<br />
<br />
Kembali
ucapan Tahmid dan Takbir berloncatan tanpa sadar di antara keriangan
dan kegembiraan, sungguh di luar dugaan padahal mereka latihan cuma
sekali saja,<br />
Alhamdulillah , kembali kami naik panggung.<br />
<br />
Tiba tiba ku lihat Nadya menangis dengan mata merah<br />
<br />
"
Aduhhh... ko nangis Nadya kenapa sayang..."<br />
Kataku mendekati lalu
mengusap air matanya<br />
"Nadya takut Piala dan hadiahnya ke buru habis dan
dia ga kebagian.."<br />
Ibunya menjelaskan dengan menahan tawa.<br />
Tak urung aku tersenyum geli.<br />
<br />
Pengumuman
terakhir adalah juara mata lomba gerak dan lagu.<br />
Hingga juara harapan
habis nama kami belum terpanggil, Nadya nangis makin sesegukan, kami
sibuk membujuknya, jadi tidak terdengar siapa juara 2 dan 3, tiba tiba<br />
<br />
...di raih oleh RA Al Kasysyaf....!!!"<br />
<br />
Alhamdulillah
.....<br />
Juara Umum lah kami dengan 3 Piala,2 buah piala juara pertama dan 1
buah piala juara 3 , seabreg hadiah yang kami bawa pulang .<br />
waaaahhh
senyum mengembang sempurna di bibir kami .<br />
<br />
Namun terlihat sedikit
kepanikan di belakang para Ibu orang tua murid sibuk menenangkan buah
hatinya masing masing<br />
" Ibu .. ada apa kenapa Restin sayang...?? lhooo ko
Dika juga manyun...merenggut gitu.."<br />
Aku sedikit kaget<br />
" Ini kita dapat piala sayang ... juara pertama ...!! anak Ibu hebattt..."<br />
Ibu Kepala ikut membujuk<br />
Dengan mengedipkan mata dan sedikit menahan tawa mamahnya Restin berbisik<br />
" Mau di bawa pulang ke rumah Bu pialanya .. jadi rebutan piala aku ... piala aku..."<br />
Olalalala......<br />
Aku menepuk dahi, Anak anak yang luar biasa.<br />
<br />
"
Begini sayang... pialanya ibu bawa ke sekolah dulu kan teman teman yang
lain juga pingin lihat ya..."<br />
Aku berusaha menenangkan.<br />
Tangis mereka bukan mereda malah semakin kencang, dan semua orang menoleh dan bertanya<br />
" Kenapa Sang Juara malah menangis...??" Panitia bertanya heran.<br />
" Pialanya mau satu satu Ibu..."<br />
Bu Wati menjelaskan sambil tertawa.<br />
<br />
Ibu
kepala memberi usul pada Orang Tua murid, nanti sore kita beli piala
yang agak banyak di kasih label yang sama nanti bikin di rumah. dan
solusi itu membuat anak anak mereda tangsinya.<br />
, Dengan cepat kami membuat duplikat nya, khawatir Mereka terus rewel
sesampainya mereka di rumah.<br />
Ba'da ashar selesai juga duplikat piala
piala itu, dan di antarkan segera ke rumah Sang Juara masing masing.<br />
<br />
Lega rasanya.<br />
<br />
Sebuah Prestasi<br />
Adalah sebuah kerja sama yang kompak seperti dua sisi segi tiga yang bertemu di puncak<br />
Satu sisi adalah kreatifitas dan dedikasi guru<br />
Sisi
yang lain adalah bakat dan kemampuan anak yang terlatih dengan
baik Kecintaan dan Kepedulian, Totalitas dan Keikhlasan menjadi dasar
penyangganya<br />
<br />
Alhamdulillah..<br />
<br />
Engkau jualah yang Maha Menyempurnakan ikhtiar dengan sebuah hadiah paling manis.<br />
<br />
Terima kasih Anak anak<br />
<br />
Terima kasih untuk para Orang tua atas cintanya untuk para Juara ini.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
by camar putih banjar.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-H8VK7ncyDBk/T1uDkMFPuLI/AAAAAAAAAGk/l_1B34xtUJE/s1600/431419_2471127116740_1809255298_1546042_250364461_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-H8VK7ncyDBk/T1uDkMFPuLI/AAAAAAAAAGk/l_1B34xtUJE/s320/431419_2471127116740_1809255298_1546042_250364461_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-37782924553754435692012-02-29T23:06:00.003+07:002012-02-29T23:11:26.607+07:00<br />
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}">
<span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Mencoba lebih dalam untuk mengerti<br /> <br /> saat tak ada ruang lagi yang mampu ku sediakan <br /> <br /> atas nama pengertian dan keikhlasan<br /><span class="text_exposed_show"> <br /> sulitkah menjadi dirimu...?<br /> <br /> bukan salahku jika masa lalu membentukmu menjadi kau hari ini<br /> <br /> sekuat kau mencari pelampiasan<br /> <br /> semakin jauh kau terperangkap<br /> <br /> kalau pun harus kita bertukar tempat<br /> <br /> akan ku ubah duniamu <br /> <br /> dengan caraku <br /> <br /> hingga ku mampu mengatakan satu hal yang sama dengan yang <br /> <br /> bisa ku teriakkan hari ini<br /> <br /> aku bebas..<br /> <br /> tak akan ku biarkan senyumku meluluh di ujung sedu<br /> <br /> tak akan ku ijinkan diri memanja melata duka<br /> <br /> sebab ku tahu pasti aku mampu tanpamu.</span></span></span></h6>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}">
<span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="text_exposed_show">by camar putih, 29 Feb 2012</span></span></span></h6>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-2gqnop7PqUw/T05OFIPz9tI/AAAAAAAAAEk/wcLwSMlQUVk/s1600/1_stormcloud3ou1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-2gqnop7PqUw/T05OFIPz9tI/AAAAAAAAAEk/wcLwSMlQUVk/s320/1_stormcloud3ou1.jpg" width="320" /></a></div>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}">
<span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="text_exposed_show"> </span></span></span></h6>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}">
<span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="text_exposed_show"> </span></span></span></h6>
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="text_exposed_show"> </span></span></h6>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-82266575790342832072012-02-28T20:26:00.002+07:002012-03-24T21:34:02.291+07:00Buatmu kekasih<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">A<a href="http://1.bp.blogspot.com/-wZEUSSJEVhc/T04fgu0YNkI/AAAAAAAAAEE/HIPFFUC2OIE/s1600/stars2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="http://1.bp.blogspot.com/-wZEUSSJEVhc/T04fgu0YNkI/AAAAAAAAAEE/HIPFFUC2OIE/s320/stars2.jpg" width="320" /></a></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">menatapmu jauh di batas rasa</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">lemahmu membuatku rapuh, sendirimu menyakitiku</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">ingin ku seka peluhmu</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">ku belai hangat dan ku katakan aku temani engkau jangan khawatir</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">istirahatlah barang sebentar</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">aku janji saat kau pertama buka mata</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">kau temui senyumku di sini, di sisimu</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">kau pegang tanganku,dan kau akan tahu semua akan baik baik saja</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">cinta...</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">saat kau tak berdaya, pudar juga warna merah di hidupku</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">tak bisa ku berlari berpacu angin tuk pastikan keadaanmu</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">sebab dinding ini tak bisa ku tembus, pintu, jendela, pun tak kutemukan</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">meski demikian aku akan tetap di sini</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">menemanimu dengan segala tak kuasaku</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">dengan butiran air yang menggenang di mataku</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">tak akan ku biarkan jatuh sebab ku hanya ingin kau melihat senyumku</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">cinta....</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">ku hanya punya hati, ku isi dengan sepenuh harap</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">akan segala kebaikkan buatmu, apapun....</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">ku hanya punya waktu, yang akan ku jalani demimu</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">tolong.....</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">jagai dia.seperti pantai jagai ombaknya</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">kuatkan ia.laksana karang di lautan</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">jadikan ia.bintang di utara bersinar hingga pagi menjelang</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">untukmu,cintaku</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">bangun dan tersenyumlah kekasih</span></b></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">banjar,060520011</span></b></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-4379947204258382422012-02-28T20:16:00.001+07:002012-02-29T05:44:53.640+07:00Di Bawah Tudung Saji<div style="text-align: justify;">
</div>
<br />
<br />
<br />
dia sangat mencintai suaminya<br />
suaminya sangat suka di garukkin punggungnya menjelang tidur lalu di kipasi,<br />
harusnya dialah yang kegerahan dengan perutnya yang membuncit calon bayi nya memasuki usia 8 bulan, dia kepayahan, setelah suaminya lelap dia memilih tidur di lantai, dinginnya lantai memberikan kenyamanan tanpa bantuan orang lain hingga subuh datang dia lelap di lantai dan suaminya juga lelap di kasur empuk.<br />
dia akan meninggalkan segala kesibukkannya di dapur, Dia tahu jam berapa suaminya terbangun di pagi hari dan dia akan selalu ada saat suaminya pertama membuka mata, lalu menyapa<br />
" Assalamualaikum, pagi..."<br />
dia siapkan semua keperluan suaminya ke kantor, berebut dengan sarapan si kecil yang ribut juga dengan sekolah TKnya, jika dia begitu sibuknya dan tidak begitu yakin sepatu suaminya cukup mengkilat, maka dia akan meniup niup sepatunya itu dengan nafasnya seperti saat membersihkan kaca lalu Dia gosokkan ke gaunnya yang warnanya sudah tidak jelas lagi karena terlalu sering jemur pake, dan dia selalu mendapat komentar yang sama setiap kali memasangkan kaus kaki suaminya<br />
"hati hati dari ujung ke ujung jangan ada yang melipat , ga nyaman di pake jalan " lalu dia akan punya doa yang sama dari hari ke hari .<br />
"wahai kaki, tolong jaga suamiku, berhati hatilah kau membawanya, dan ingat bawa pulang lagi suamiku tanpa kurang satu pun ya "<br />
"Amin " suaminya menimpali<br />
dia antar suaminya hingga teras rumah dan mencium tangannya, lalu tenggelam kembali di dapur dan berkutat dengan si kecil yang mulai cerewet.<br />
dia memilih rumah, dia juga memilih menemani anak anaknya, meski kesempatan untuk mengaktualisasi dirinya juga bukan tidak ada,dia tidak tergiur memiliki uang hasil keringatanya sendiri, dia bilang biarlah kebanggaan menafkahi menjadi hak mutlak suaminya, agar tak punya kekuatan saat melawan suaminya, dia juga tidak begitu suka menabung uang dan menyimpan perhiasan dia bilang agar di saat kecewa mendera dia tak bisa pergi meninggalkan suaminya karena tak punya bekal, dia tidak pernah tahu jumlah gaji suaminya berapa, di awal bulan dia menerima saja berapapun yang di berikan suaminya . dia tidak akan menanyakan jumlahnya berapa untuk bulan ini, dia pun tidak pernah cemas dan khawatir apakah cukup untuk sebulan atau tidak,Dia bilang yang memberikan rejeki sejatinya adalah Alloh SWT semata , suaminya hanyalah perantara adanya, dia yakin suaminya pasti ingin memberinya lebih banyak dari yang di berikannya setiap bulan,dia juga akan bilang tempat meminta saat kekurangan hanyalah Alloh swt, biarl;ah yang maha kaya yang mencukupi. begitu katanya tanpa beban.<br />
dan di saat kekurangan menyerang tanpa terelakkan, dia di dera kebingungan yang sangat jam pulang kantor suaminya sebentar lagi tiba dan dia tidak punya sesuatupun untuk di masak meski hanya sebungkus mi instan tak ada lagi yang tersisa, dia termenung tudung saji di meja makannya terbuka lebar, dia khawatir membayangkan perut suaminya yang pasti kosong dan lapar, lelah seharian bekerja, meski perutnya sendiri sejak siang hanya terisi air putih. dan akhirnya suaminya pulang juga, di cium tangannya, di lepaskan sepatu dan kaos kaki yang tadi pagi di pasangkannya, di bantu nya suaminya melepas bajunya dan di ganti dengan kaos rumah, lalu di temani sebagai mana biasanya ke tempat meja makan, dia duduk di meja makan menunggu suaminya membuka tudung saji dengan dada berdebar, dengan tangan kanan suaminya membuka juga tudung saji dengan dahi berkerut suaminya mengangkat secarik kertas dari piring<br />
"maaf hari ini tak ada yang bisa ku sajikan untukmu sayang... hanya sebentuk hati penuh cinta milikku yang selalu tersaji untukmu tanpa terkurang sedikitpun "<br />
dan suaminya menoleh lalu menatapnya dengan haru<br />
"aku yang minta maaf sayang... membuatmu kekurangan selama ini"<br />
dan satu pelukan hangat dan ciuman mesra ,engakhiri satu hari yang berat itu.<br />
Terima kasih cinta.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-6V20rRgtBUI/T01YvGApYSI/AAAAAAAAAD0/7_ZU6AehO1k/s1600/tudung-salji.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="117" src="http://3.bp.blogspot.com/-6V20rRgtBUI/T01YvGApYSI/AAAAAAAAAD0/7_ZU6AehO1k/s400/tudung-salji.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4279255706636647760.post-27042874940412109802012-02-28T19:52:00.004+07:002012-02-29T05:37:22.060+07:00Mengapa<br />
<br />
mengapa harus.ku buat telaga di tepian fatamorgana<br />
<br />
mengapa jua ku semai benih di tanah yang bukan ladangku<br />
<br />
mengapa lagiku tanya sedang jawabnya ku tahu pasti<br />
<br />
mengapa ingin kunanti lengkung pelangi sedang hari terik tiada hujan<br />
<br />
ku antar hati meski tahu akan terluka<br />
<br />
ku ulur tangan meski tahu akan teriris<br />
<br />
ku pinjamkan bahu untukmu bersandar meski tahu akan tertolak<br />
<br />
ku tunggu waktu meski tahu tak akan ada batas penantian<br />
<br />
aku .....<br />
<br />
ingin berhenti<br />
<br />
tapi angin membawaku berlari mencarimu<br />
<br />
di padang yang hanya berbatas garis pandangan<br />
<br />
bayanganku berganti arah<br />
<br />
bumi yang ku pijak retak merapuh<br />
<br />
langit yang meneduhiku memerah saga<br />
<br />
ku berlutut tak lagi sanggup berdiri<br />
<br />
aku......<br />
<br />
.tak sanggup<br />
<br />
melupamu juga mengingatmu<br />
<br />
aku......<br />
<br />
buka kepalan tangan melepasmu dari genggaman<br />
<br />
biar angin membawamu dariku<br />
<br />
aku tahu pasti<br />
<br />
engkau di tempat yang terbaik<br />
<br />
di musim semi yang kau ingini<br />
<br />
aku...<br />
<br />
melihatmu seperti<br />
<br />
punguk rindui bulannya<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<img height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHdX2J9ZFSBYAX-dRceEfIv2kqDQLseiUBJcjQmmO5Z8T-w2m3mg7oUWu3ZkL7bWtipPu-mIb_F1LRB_sD_ZQHhPFB52xlBwkmlWZW2xNW7X2n-O0c6ljaSzlukjpqfgPO3nUpbWAdG1VK/s400/Danau_Toba1TPC.jpg" width="400" /><br />
banjar 040511Anonymousnoreply@blogger.com0