Mengintip....


Pada suatu saat dirumah sahabat


"Sttttt...aduuhhh jangan berisik dong ahh " aku menyikut pinggang dua sahabatku yang tak mau diam ada emosi tertahan di wajah mereka.

" Aduuhhh kakiku.. jangan di injek dong iihhh.." aku meringis kesakitan saat mereka merangsek ke depan mendesakku ke jendela, mereka tak peduli seakan ga mendengarkan jeritanku mata mereka tegang sambil terus mengintip di balik jendela.

Tadinya hari ini kami berempat akan mengunjungi sahabatku yang melahirkan, namun sampai di rumah sahabatku yang ini sebelum kami mengetuk pintu terdengar suara keras penuh emosi dari dalam rumah , tak tahan sepakatlah kami untuk mengintip .. hihihi

" Aku tidak terimaaa..!! kurang apa aku ini ..?! kau keterlaluan..!! " itu suara sahabatku, dia menangis sepertinya, aku tidak bisa melihat dengan jelas soalnya kepalaku ketekuk sikut sahabatku yang rese ini. uuhh.

"katamu kurang apa ? ini tahun ke 9 kita menikah, aku sudah tak tahan dengan sikapmu ! aku pulang kerja tak ada makanan yang bisa ku makan padahal perutku lapar..! pernahkah kau siapkan baju untukku kerja , pernahkah kau peduli padaku , mengurusku ..??!!, mengertikah kau apa yang sebenarnya aku mau..?!kau pintar sekali minta tolong ini tolong itu..kau tak peduli aku lelah bekerja, rumah berantakkan kau tak peduli, aku sudah mengalah bertahun tahun aku terima dan bersabar, tapi aku sudah tak tahan lagi aku muaakk..!!! "

aku terkejut dengan suara tinggi yang melengking seperti putus asa itu selama ini aku mengenal suami sahabatku ini sebagai suami yang pendiam, kami terpaku dada ku berdegup kencang.

"Aku bekerja, aku cape,kenapa hanya gara gara sepele seperti itu kau menghianatiku, kau menikah dengan perempuan yang tidak selevel kau menghinaku, dia hanya tukang nasi mas dia janda, kalau kau menikah lagi dengan orang yang lebih muda lebih cantik aku mungkin bisa mengerti , tapi ini.. aku bisa gila mas..!"suara sahabatku terdengar parau tak kalah getir dan putus asanya suara itu dengan suara suaminya .

"Dengar ya nyonya cantik, dia memang cuma janda, cuma tukang nasi, kamu tahu, dia yang bertahun tahun melayaniku , dia tahu makanan kesukaanku, dia tahu jam berapa aku lapar,dia tahu jam berapa aku datang, sampai seberapa penuh isi piringku yang biasa ku habiskan dia tahu, dia selalu tersenyum saat aku datang melayaniku tanpa aku minta,padahal aku hanya membayar sesuai yang ku makan tak lebih ..!! tidak aku beri status sebagai nyonya Darmawan yang terhormat, tidak aku beri gajiku tiap bulan, tidak ku jamin hidupnya lewat pensiunku saat aku meninggal nanti, ke mana kau saat aku lapar..?!! bukankah kau yang menyuruhku mencari makan di luar hah...??!! saat ku minta kau masak di rumah kau bilang cape lah , kau bilang malas lah, aku muak...!!"
lututku gemetar mendengar suara yang melengking tinggi seperti suara auman srigala yang bertahun tahun di kurung di dalam gua, dingin kaki dan tanganku, bertiga kami pucat pasi sungguh di luar dugaan suami sahabatku menikah lagi dengan tukang nasi..!!ku lirik mobil mewah yang terpakir di garasi.

" Aku ga sanggup mas....!! ceraikan aku ..!! aku tidak mau di madu.!!."
terdengar suara sahabatku menjerit jerit, tangisnya melolong pilu di telingaku

"Baik, aku ceraikan kau !!" bruuggg...!! suara pintu berdebam keras, seperti bom rasanya di telingaku, dan kami masih terpaku saat mas Darmawan keluar dan terbeliak melihat kami matanya merah, marah, lelah dan putus asa.

kami terpaku dengan mulut menggangga.. !!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permen Papa

Muhammad Ziyadhatul Khoiry, Permataku

Satu moment di satu hari