Bangun tidur pagi Papaku agak rewel,merengek rengek ga jelas, ku tanya sambil ku cium pipinya hmmm.. bau acemmm. "Ko bangun tidur nangis sayang, mimpi buruk ya..?" Papa hanya merengek seperti ada yang ingin dia katakan, tapi ga yakin "Papa mau apa..?bilang sama mamah ga pake nangis nanti ga jelas ngomongnya.." Ku dudukan dia di tepi tempat tidur dan Aku berjongkok di depannya. "Boleh ngga Papa minta permen ..?" hmmmm.. pantes dia ragu sebab Dia tahu aku ga begitu suka kalau Dia jajan permen, sebab giginya selalu bermasalah kalau kebanyakkan makan yang manis. "Kenapa Papa mau permen, kan gigi Papa suka sakit batuknya juga masih ada..?" ku ingatkan Dia sambil duduk di sampingnya. "Papa mau permen temen temen Papa suka beli, Papa juga mau..boleh ya mah..?" Mata bulatnya memohon "Baiklah karena Papa mintanya ga pake nangis Papa boleh nanti beli permen di sekolah, tapi jangan malas sikat giginya ya..?" "Ta
Dua telaga bening ini Selalu mampu meruntuhkan hatiku membuatku tak berdaya saat ia meminta Dua telaga bening ini Selalu mampu mengajariku bahwa duka tak selamanya air mata Dua telaga bening ini Selalu mampu membuatku berdada lapang seluas samudra Dalam lepas gelak tawa riangnya Ku dapatkan indahnya hidup Dalam rengekan manjanya Kudapatkan betapa berartinya diriku melebihi dunia beserta isinya baginya Dalam cerewet dan sejuta tanyanya Kudapatkan pelajaran yang tak pernah berwisuda .Ya Robbi tak putus Syukurku, Terimakasih telah hidupkan Ia untukku, Di sebuah malam menjelang Iedul Fitri Hadir dengan senyum Malaikat di pangkuanku by ;Camar putih, 24 April 2011
Satu hari di lain waktu hari yang tak pernah bisa ku lupa Pelajaran menjiplak dan menggunting telah ku bagi rata kertas lipat warna warni satu orang satu, alat untuk menjiplak pun sudah di tangan mereka, Dika pegang bintang Farah bulan, Papa lingkaran, Ikhsan daun, Dhapin burung, Arya segi tiga, dan Saeful bentuk segi empat.semua pilihan mereka sendiri . " bilang Bismillah dulu, lalu gambar p ake pinsil dulu ya..." aku memegang tangan Dhapin memutarnya sesuai pola yang lain mengikluti meski tidak semua pas dengan pola. " Ibuuu .. bantuiinn.. " Dika merengek karena pinsilnya melesat jauh dari pola. ku dekati dia lalu ku tuntun jarinya mengitari pola. "Ibuuu..gini yaa..." Farah mengacungkan kertas warnanya,. " Alhamdulillah .. farah pinter ya.." ku acungkan jempolku padanya dan dia tersenyum senang. "gimanaaa iniii..." Papa merajuk karena tidak berhasil juga mendapat gambar gambar yang memuaskannya ,aku tertawa kar
Komentar
Posting Komentar