Aku melihatnya di antara bayangan, Memantul di jendela kaca seusai hujan, memakai gaun berwarna merah dengan bunga bunga di ujung gaunnya menggantung di atas paha putihnya yang kecil, rambut merahnya di kepang ekor kuda,bergoyang lucu di atas tengkuknya saat dia berlari ,bibir mungilnya merah, pipi montoknya dengan sebentuk lesung pipit kecil juga bersemu merah, dia berlari menuju pintu sesaat teriakkan teman temannya di halaman memanggil namanya mengajaknya main. "Ibu aku main..." Tak sempat Ibunya menjawab, si kecil sudah menghilang di balik pintu, sudah lupa dia baru beberapa menit yang lalu dia pulang main dengan mata penuh air mata, baginya teriakan temannya di halaman mengajaknya main sudah merupakan pelipur hatinya melupakan tragedi yang selalu terulang.dan merupakan permintaan maaf teman temannya tanpa kata. Ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya tak sempat menahan, berharap dia pulang nanti dengan tawa. Dan, di sinilah Si Gadis kecil itu berada ...
dia sangat mencintai suaminya suaminya sangat suka di garukkin punggungnya menjelang tidur lalu di kipasi, harusnya dialah yang kegerahan dengan perutnya yang membuncit calon bayi nya memasuki usia 8 bulan, dia kepayahan, setelah suaminya lelap dia memilih tidur di lantai, dinginnya lantai memberikan kenyamanan tanpa bantuan orang lain hingga subuh datang dia lelap di lantai dan suaminya juga lelap di kasur empuk. dia akan meninggalkan segala kesibukkannya di dapur, Dia tahu jam berapa suaminya terbangun di pagi hari dan dia akan selalu ada saat suaminya pertama membuka mata, lalu menyapa " Assalamualaikum, pagi..." dia siapkan semua keperluan suaminya ke kantor, berebut dengan sarapan si kecil yang ribut juga dengan sekolah TKnya, jika dia begitu sibuknya dan tidak begitu yakin sepatu suaminya cukup mengkilat, maka dia akan meniup niup sepatunya itu dengan nafasnya seperti saat membersihkan kaca lalu Dia gosokkan ke gaunnya yang warnanya sudah tidak jelas lagi kare...
"Ibu masuk..?" "Iya sayang ayo kita masuk ajak temen temennya" Aku berdiri dari kursiku dan ku simpan beberapa buku laporan harian yang sedang ku kerjakan, ku lirik jam sudah menunjuk di angka 9.30, waktu istirahat anak anak sudah habis, jadi ku iya kan saat Wulan bertanya barusan.Anak anak berlarian masuk dan mengerubungi mejaku, beberapa wajah mungil ini nampak merah mengkilat basah oleh keringat, hmmm... aktifitas mereka memang tidak ada duanya berlari dan bergerak terus menerus selam 30 menit waktu istirahat membuat darah di tubuh mereka mengalir deras dan lancar. Ku ajak mereka untuk cuci tangan dan membasuh wajah mereka agar lebih segar. 15 menit kemudian, aku sudah duduk bersimpuh di lingkaran bersama anak anak yang hendak berdoa bersiap hendak pulang, namun sebagian besar anak anakku masih berlarian di dalam kelas tak menghiraukan tepuk tangannku yang mengajak mereka duduk di lingkaran. "Nabil, Kiki, Fathan, ayo duduk sayang.. kita m...
Komentar
Posting Komentar